Aktivis Lingkungan Tuntut Jepang dan Australia Stop Kirim Sampah ke RI
SR, Surabaya – Sekira 30 aktivis lingkungan melakukan aksi demonstrasi di depan gedung Konsulat Jenderal Jepang di Jalan Sumatra, Surabaya, Selasa (11/6/2024).
Adapun aktivis tersebut terdiri dari Ecoton, Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Surabaya, dan mahasiswa Universitas Airlangga (Unair), Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA), Batanghari, Universitas 17 Agustus (Untag).
Tim Peneliti Ecoton, Alaika Rahmatullah menjelaskan, aksi mereka merupakan bentuk protes terhadap banyaknya sampah impor dari Jepang dan Australia yang dikirim ke Indonesia.
“Ini adalah aksi lanjutan karena bulan lalu kita sudah aksi ke Konjen Jepang dan tadi pagi kita sudah ke Konjen Australia,” ujarnya saat dikonfirmasi superradio.id.
Berdasarkan temuan Ecoton, lanjutnya, hingga pertengahan tahun ini, Australia telah mengirim 22 ribu ton sampah dan Jepang sebanyak 12 ribu ton.
“Temuan kami di dumping site Gedangrowo, Tanjangrono Desa Mbangun, Desa Pagak masih ada sampah mereka dan belum mereka kembali,” ucap pria yang akrab disapa Alek itu.
Mirisnya sampah-sampah tersebut dijadikan bahan bakar oleh industri makanan seperti tahu dan kerupuk. Dampak yang ditimbulkan pun lebih parah. Kandungan racun yang ada dalam sampah plastik akan masuk ke makanan dan menyebabkan kelainan hormon hingga cacat janin.
“Temuan kami memang Jepang itu mengirimkan sampah jenis etilen, seperti HDPE, dan penelitian kami HDPE itu mengandung 396 senyawa kimia berbahaya dan 30 diantaranya paling toxic,” imbuhnya.
Untuk itu pihaknya membawa beberapa tuntutan. Pertama, pihaknya meminta Australia dan Jepang membawa kembali sampah mereka dari dumping site Indonesia.
Selanjutnya, Ecoton meminta Kementerian Lingkungan Hidup perketat izin, mampu mendorong Australia dan Jepang untuk menghentikan impor sampah ke Indonesia.
Sekadar informasi, aksi demonstrasi di depan gedung Konjen Jepang merupakan aksi kedua usai Ecoton mendatangi Konjen Australia di hari yang sama.
Aksi digelar dengan teatrikal manekin tertutup sampah yang menggambarkan manusia ditenggelamkan sampah, orasi, dan diakhiri dengan penerimaan surat tuntutan oleh perwakilan Konjen Jepang di depan pintu gerbang. (hk/red)
Tags: australia, ecoton, jepang, konjen Jepang, stop ekspor sampah plastik, superradio
Berita Terkait
Tinggalkan komentar
Silahkan masuk atau daftar terlebih dahulu untuk memberi komentar.





