Ditemukan 8 Titik Api di Banyuwangi

Yovie Wicaksono - 1 August 2017
Petugas dari BPBD Kabupaten Banyuwangi, Ade Setiawan menunjukkan titip api yang terpantau dari layar monitor yang terhubung langsung dengan satelit Terra dan Aqua milik Lapan (foto : Superradio/Fransiscus Wawan)

SR, Banyuwangi – Pantauan Satelit Terra dan Aqua melalui aplikasi Hotspot Information dari LAPAN, ditemukan 8 titik api di sekitar hutan yang berdekatan dengan Gunung Pendik di wilayah Desa Bengkak, Kecamatan Wongsorejo, Banyuwangi.

Data dari Pusat Pengendalian dan Operasional (Pusdalops) BPBD Kabupaten Banyuwangi, titik api terlihat sejak Senin (31/7/2017) sekitar pukul 13.00 WIB. Bahkan menurut sebagian masyarakat dan relawan dari BPBD Kabupaten Banyuwangi, deretan api terlihat jelas pada malam hari dari Desa Bengkak.

Hal tersebut dibenarkan oleh Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik pada kantor BPBD Kabupaten Banyuwangi, Eka Muharram. Ketika ditemui di ruang kerjanya Eka Muharram, Selasa (1/8/2017) menyampaikan, dari 8 titik api yang terpantau, 7 titik api berada di wilayah Pegunungan Ijen, tepatnya di sekitar gunung Pendik, Desa Bengkak Kecamatan, Wongsorejo. Sedangkan 1 titik api berada di kaki gunung Raung tepatnya di wilayah Kecamatan Glenmore.

“Setelah dilakukan penelitian di lapangan, oleh tim terpadu dari BPBD, dari 7 titik api yang berada di Kecamatan Wongsorejo, yang paling besar ada 1 titik api. Terlihat pada malam hari  dari desa Bengkak terlihat titik api yang membesar,” ungkapnya.

Namun ketika tim gabungan dari BPBD, Kodim 0825, Polres Banyuwangi, Relawan Bencana, tim dari Perhutani Utara, Taman Nasional Alas Purwo, dan Masyarakat Peduli Api (MPA), ungkap Eka Muharram, lokasi titik api tersebut sangat jauh dan medannya sulit untuk dilalui manusia.

“Namun bagaimanapun kami tetap merespon dan tidak membiarkan api membesar. Maka tim tetap kami siagakan di lokasi untuk melakukan penanganan, bersama dengan tim gabungan dari Perhutani Utara dan Taman Nasional Alas Purwo yang mempunyai pemadam kebakaran di hutan atau Manggala Agni (Galag),” katanya.

Dijelaskan juga oleh Eka Muharram, dari desa terjauh di desa Bengkak menuju titik api diprediksi dilalui dengan berjalan kaki selama 12 jam. Sedangkan untuk 1 titik api di kecamatan Glenmore, setelah dilakukan penelitian di lapangan oleh tim gabungan, ternyata titik api berasal dari pembakaran lahan tebu di wilayah perkebunan yang berdekatan dengan pabrik gula Glenmore.

“Namun titik api yang tampak di kecamatan Glenmore tidak berbahaya, karena pembakaran sudah dilokalisir dan dijaga oleh petugas dari perkebunan setempat. Kami hanya menghimbau kepada pihak perkebunan, agar asap dari pembakaran lahan tebu tidak sampai mengganggu masyarakat sekitar,” ungkapnya.(wan/red)

Tags: , , , , ,

Berita Terkait

Tinggalkan komentar

Silahkan masuk atau daftar terlebih dahulu untuk memberi komentar.