Tour de Banyuwangi Ijen
Kemeriahan Para Penonton di Tour de Banyuwangi Ijen 2017. Foto : (Superradio/Fransiskus Wawan)
Para Pembalap Saat Beraksi di Tour de Banyuwangi Ijen 2017. Foto : (Superradio/Fransiskus Wawan)
Para Pebalap Saat Melintas di Depan Areal Persawahan. Foto : (Superradio/Fransiskus Wawan)
Pemberiaan Hadiah Kepada Para Pebalap yang Menang di Tour de Banyuwangi Ijen 2017. Foto : (Superradio/Fransiskus Wawan)
Salah Satu Pebalap saat Memasuki Finish di Tour de Banyuwangi Ijen 2017. Foto : (Superradio/Fransiskus Wawan)
SR, Banyuwangi – Ajang balap sepeda International Tour de Banyuwangi Ijen (ITdBI) 2017 berlangsung sejak 27–30 September 2017. Kompetisi balap sepeda kategori 2.2 ini digelar dalam empat etape dengan total lintasan sepanjang 533 KM.
Ajang balap sepeda tahunan ini diikuti 19 tim dari 29 negara. Di perhelatan kali keenamnya ini, Banyuwangi kembali meraih nilai excellence dari Federasi Balap Sepeda Dunia (UCI)
President Commissaire dari UCI Nuthapong Lohitnavy mengatakan, salah satu faktor keunggulan Tour de Banyuwangi Ijen adalah penetapan rute etape, karena kombinasi stage by stage ITDBI sangat bagus dan pas.
Di etape pertama dari wilayah Bajulmati hingga finis di Pemkab Banyuwangi (137,7 km), jarak yang ditempuh tidak terlalu jauh. Jalur juga flat meski terdapat tanjakan kategori tiga pada 20 kilometer menjelang finis. Kemudian, di etape kedua, pembalap dipilihkan rute yang cukup panjang, 180,9 kilometer.
Di etape ketiga, tingkat kesulitan balapan meningkat. Start di Pelabuhan Ikan Muncar, para pembalap harus mendaki lebih dari 1.800 meter elevasi dari bibir pantai ke Paltuding, kaki Gunung Ijen. Mereka harus menaklukkan tanjakan kategori empat, kategori tiga, kemudian kategori terberat, hors categorie.
Di tanjakan hors categorie, pembalap tak hanya berhadapan dengan tanjakan curam dengan gradient di atas 20 persen. Tapi juga sangat panjang, sekitar 15 km lebih. Ini dikenal sebagai salah satu tanjakan balap terekstrem di Asia. Karena itu, etape ketiga ini begitu menguras tenaga. Namun, setelah etape ekstrim tersebut, penyelenggara memberi “kompensasi” di etape keempat yang lebih pendek dan ringan.
Poin lainnya yang menyumbang nilai excellence adalah partisipasi penonton. Mereka tak hanya bertepuk tangan untuk mendukung para pembalap. Tapi juga memamerkan atraksi dan pertunjukan seni yang memberi kesan tersendiri.
Sementara itu, gelar juara International Tour de Banyuwangi Ijen 2017 diraih pebalap sepeda Italia yang memperkuat tim Kuwait-Cartucho.es, Davide Rebellin. Meski tak menjadi yang tercepat pada etape keempat sekaligus etape penutup International Tour de Banyuwangi Ijen (ITdBI) 2017. Namun, pebalap gaek itu berhasil mempertahankan posisinya di puncak klasemen akhir individu.
Gelar ini menjadi debut manis bagi Davide, karena merupakan debut perdananya di Tour de Banyuwangi Ijen 2017.
Davide pun berhak atas jaket kuning. Berada di peringkat kedua ada pebalap dari Pishgaman Cycling Team, Amir Kolahdouzhagh, dan Victor Nino Corredor, dari Team Sapura, di posisi ketiga. (wan/red)
Tags: atlet, balap sepeda, banyuwangi, ijen
Berita Terkait
Tinggalkan komentar
Silahkan masuk atau daftar terlebih dahulu untuk memberi komentar.