Mitos dan Fakta Tentang Kanker Prostat
SR, Surabaya – Kanker prostat merupakan salah satu jenis kanker yang paling sering dialami pria. Diperkirakan sekira 1,3 juta pria di seluruh dunia menderita kanker prostat. Di Indonesia, kanker prostat menempati urutan ke lima sebagai jenis kanker yang paling banyak diderita pria.
Meskipun ada banyak informasi tentang kanker prostat, ternyata masih ada mitos yang menyebabkan kebingungan dan ketidakpastian.
Dokter Spesialis Urologi Adi Husada Cancer Center, Edwin Ongkorahardjo menekankan pentingnya memahami perbedaan antara mitos dan fakta terkait kanker prostat agar dapat membuat keputusan yang tepat mengenai pencegahan, deteksi, hingga pengobatan.
“Ada yang mengatakan bahwa kanker prostat adalah penyakit orang tua, kalau berdasarkan faktor risiko, kanker prostat biasanya dialami oleh pria berusia lebih dari 50 tahun jika tidak memiliki riwayat kanker prostat dalam keluarganya. Tapi apabila memiliki riwayat dalam keluarga, biasanya dialami oleh pria berusia lebih dari 40 tahun,” ujarnya dalam diskusi Cerita Orang Bike bertemakan “Bersepeda Berisiko Kanker Prostat?” yang diselenggarakan GXid Gerbangkertasusila bersama Adihusada Cancer Center di Maxone Hotel Dharmahusada Surabaya, Minggu (19/11/2023) pagi.
Ia menjelaskan, faktor risiko lain terjadinya kanker prostat adalah makanan instan dan pengawet, genetika, serta gaya hidup yang tidak sehat.
Mitos lain yang beredar menyebutkan bahwa kanker prostat merupakan penyakit menular. Edwin mengatakan hal ini tidaklah benar, mengingat kanker prostat tidak ditularkan dari seseorang ke orang lain.
Mitos selanjutnya adalah banyak yang beranggapan apabila tidak memiliki gejala maka tidak mengalami kanker prostat. Padahal hal tersebut tidaklah benar. Ia mengatakan, kanker prostat awalnya tidak menimbulkan gejala apapun.
“Namun, jika kanker semakin membesar atau kelenjar prostat mengalami peradangan, penderita akan mengalami gejala berupa gangguan buang air kecil, seperti susah buang air kecil atau buang air kecil kurang lancar,” katanya.
Lalu gejala lainnya adalah urin berdarah, nyeri saat buang air kecil, tekanan air kecil berkurang, tidak mampu kencing sambil berdiri hingga sering buang air kecil saat malam hari.
“Ada juga yang mengalami nyeri pada tulang, itu berarti sudah stadium lanjut,” imbuhnya.
Mitos berikutnya adalah hubungan seksual dan ejakulasi yang sering memperbaiki kesehatan prostat. “Faktanya sampai saat ini belum terbukti secara ilmiah hubungan seksual dan ejakulasi yang sering dapat memperbaiki kesehatan prostat dan menurunkan risiko kanker prostat,” imbuhnya.
Untuk pengobatan kanker prostat, Edwin mengatakan, pada stadium awal dokter akan menunggu dan mengawasi perkembangan kanker pengidapnya. Namun jika stadium atau tingkat keparahan kanker prostat berkembang, ada beberapa pilihan pengobatan yang dapat dilakukan, seperti operasi, terapi radiasi, terapi hormon, hingga imunoterapi. (fos/red)
Berita Terkait
Tinggalkan komentar
Silahkan masuk atau daftar terlebih dahulu untuk memberi komentar.