Marionnete, Seni Drama Boneka Tali Prancis Sedot Perhatian Pengunjung

Rudy Hartono - 8 September 2024
Idris Abel sedang memainkan boneka Marionnete di Auditorium IFI Surabaya, Sabtu (7/9/2024). (foto: lia/superradio.id)

SR, Surabaya – Raut gembira tampak dari wajah anak-anak di ruang auditorium Institut Francais Indonesie (IFI) Surabaya, Sabtu (7/9/2024). Sorot mata mereka terpaku pada pementasan Marionette, sebuah tampilan boneka yang dikendalikan dengan tali, khas dari Prancis.

Marionettist atau dalang boneka (wayang) bertali, Idris Abel menuturkan, pihaknya menampilkan kisah singkat tentang karakter Pak Paimin.

“Tentang karakter Pak Paimin yang bekerja sebagai petugas kebersihan, membawa gerobak sampah. Melihat sampah dan menyapunya,” ujarnya

Cerita ini dipilih agar tak hanya anak yang bisa menikmati, tetapi juga orang dewasa pun diharapkan mampu memetik pesan yang  dihadirkan dalam lakon.

Adapun pesannya, “agar anak anak paham untuk mengurangi sampah plastik sekali pakai. Biar bumi kita bisa terjaga. Anak harus diajarkan dari hal hal kecil tentang kebersihan sejak dini,” ujarnya.

“Sekaligus, belajar menghormati setiap orang, termasuk tukang sapu,” lanjutnya.

Pria yang menggeluti pementasan Marionette sejak 2015 ini menjelaskan, boneka tali seharusnya terbuat dari kayu

“Tapi saya coba mengusahakan barang barang di rumah yang tidak terpakai dijadikan boneka. Ini saya buat sendiri dan sebagian besar dari bahan sisa,” katanya.

“Biasanya, saya buat cerita dulu baru kemudian buat karakter bonekanya,” lanjutnya.

Tak mudah menjadi seorang Marionettist. Pria berambut gondrong itu mengaku perlu kesabaran dan ketekunan dalam mempelajarinya.

“Butuh waktu bertahun tahun saya belajar otodidak. Harus punya fokus dan konsentrasi yang tinggi. Sebab, harus menguasasi koordinasi, pengaturan waktu, dan ketelitian untuk menghidupkan marionette di atas panggung,” bebernya.

Marionettist juga harus mampu mengoordinasikan gerakan beberapa tali boneka secara bersamaan, seringkali menggunakan dua tangan untuk memainkan bagian tubuh yang berbeda.

Tampil di pembuka acara open house IFI Surabaya, Idris mengaku senang sebab anak-anak sangat antusias dan menikmati pertunjukan Marionette yang ia sajikan.

“Antusias anak anak bagus. Karena pertunjukan boneka tali ini jarang mereka lihat karena kini sudah mengarah ke digital,” terangnya.

Tak ada yang salah dengan digital atau gadget, kata Idris. Namun, masih banyak hal lain yang bisa dikonsumsi dan menjadi tontonan anak.

“Marionette menjadi salah satu opsi hiburan anak. Tak hanya itu, banyak pesan pesan dan pengetahuan yang akan meningkatkan kreativitas dan perkembangan otak agar lebih cerdas melalui pentasan boneka tali ini,” bebernya.

Pria asal Jakarta itu merasa bersyukur sebab kini mampu tampil di panggung panggung dalam sebuah event.  “Awalnya saya di jalanan CFD terus orang orang banyak yang tertaik dan kemudian saya tambah karakter dan ceritanya,” ujarnya.

“Hingga, boneka tali karya saya bisa ditampilkan di panggung dan ada penonton seperti ini. Saya sangat bersyukur,” pungkasnya. (nio/red)

Tags: , , , , ,

Berita Terkait

Tinggalkan komentar

Silahkan masuk atau daftar terlebih dahulu untuk memberi komentar.