Komunitas Mata Hati Gelar Pelatihan Wirausaha Online Bagi Tuna Netra

Yovie Wicaksono - 23 June 2021
Komunitas Mata Hati Gelar Pelatihan Wirausaha Online Bagi Tuna Netra. Foto : (Super Radio/Hamidiah Kurnia)

SR, Surabaya – Komunitas Mata Hati (KMH) Surabaya menggelar “Pelatihan Informasi dan Teknologi Memanfaatkan E-Commerce dan Media Sosial untuk Difabel Netra” di gedung Wanita Candra Kencana, Surabaya, Rabu (23/6/2021).

Kegiatan ini berlangsung selama 3 hari sejak 21-23 Juni 2021 dengan menggandeng USAID Mitra Kunci, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya selaku fasilitator, Serta Persatuan Tuna Netra Indonesia (Pertuni) Surabaya.

Kegiatan ini digelar bertujuan untuk membuat teman tuna netra bisa mandiri secara finansial melalui berwirausaha secara online.

“Jadi acara ini ceritanya adalah menanggapi survei yang diadakan Komunitas Mata Hati pada Maret lalu bersama teman-teman (Pertuni) Surabaya. Ternyata ada 96 persen teman-teman tuna netra punya android dan bisa mengoperasikannya, tapi kurang maksimal dalam memanfaatkan potensi yang lain, sehingga diadakan pelatihan ini bertujuan teman-teman ini bisa memasarkan produknya via online,” ujar Ketua Komunitas Mata Hati, Danny Heru.

Danny menyebut, selama pelatihan para peserta diberikan materi untuk mengelola bisnis online. Mulai dari modal-modal awal, mengoperasikan beragam aplikasi pendukung untuk berjualan serta merangkai kata-kata promosi. Meskipun pada dasarnya pelatihan dilakukan dengan media handphone, namun pihaknya tidak membatasi jika difabel tuna netra menggunakan media lain.

“Semua harus bawa handphone android dengan spesifikasi tertentu dan punya screen reader, nah itulah sehingga kita komunikasinya lebih mudah, menyampaikan materi, mengerjakan tugas dari trainer itu disitu semua. Tidak menggunakan laptop sama sekali, cuman kalau ada teman yang prefer untuk mengetik menggunakan laptop boleh, bahkan ada yang sempat masih menulis pakai bryle itu juga tidak apa-apa,” imbuhnya.

Selain itu, Pria yang juga seorang tuna netra dan menjadi trainer copywriting ini menambahkan, karena digelar di tengah pandemi, pihaknya melakukan protokol kesehatan secara ketat dengan melakukan swab antigen bagi peserta, panitia, dan relawan yang terlibat.

“Protokol kesehatan kami sangat menjaga sekali makanya kemarin ada swab antigen untuk semua baik panitia, peserta dan trainer. Kemarin ada yang reaktif satu peserta makanya dia tidak jadi ikut, jadi harusnya kan 20 itu jadi 19 orang saja, masker juga selalu kami pakai bahkan panitia juga menyiapkan masker bagi mereka yang tidak punya masker,” tutur Danny.

Sejalan dengan hal tersebut, salah ratu relawan, Dian Ika Riani mengatakan, di hari terakhir pelatihan tersebut, sekira 19 peserta yang berasal dari Persatuan Tuna Netra Indonesia (Pertuni) Surabaya diberikan materi tentang mengoperasikan dan memasarkan produk jualannya melalui e-commerce dan berbagai sosial media seperti WhatsApp bisnis dan Facebook bisnis.

“Ini kan usia-usia produktif, usianya sekira 17-40 tahunan, usia yang sudah bisa mencari uang dan sebagainya, beberapa juga punya passion menjual sesuatu yaudah kita ingin memberikan mereka ilmu. Hari ini itu tinggal prakteknya, jadi mereka sudah ada produknya terus nanti dijual,” kata Eka sapaan akrabnya.

Sementara itu, salah satu peserta, Rizal Kurniawan Hidayat (18) mengaku senang bisa mengikuti kegiatan ini, karena selama pelatihan ia telah belajar banyak hal dan berharap kedepannya akan ada acara seperti ini.

“Saya sekarang reseller, ya tentunya sangat senang karena bisa mendapatkan ilmu baru dan dari situlah saya mengawali kerja sampingan saya sambil kuliah. Saya juga sangat berharap kalau ada acara seperti ini lagi, karena ini penting banget dikembangkan. Ini sebenarnya masih banyak materi-materi yang bisa dipraktikkan, kayak tadi ada Facebook bisnis,” ucapnya. (hk/red)

Tags: ,

Berita Terkait

Tinggalkan komentar

Silahkan masuk atau daftar terlebih dahulu untuk memberi komentar.