Difabel Diharapkan Mampu Publikasikan Karya

SR, Malang – Lingkar Sosial (Linksos) Indonesia menggelar Pelatihan Menulis untuk Publikasi Kegiatan Komunitas di Unit Layanan Disabilitas (ULD) Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang, Minggu (12/1/2023).
Hadir sebagai pemateri, Ketua Pembina Linksos Indonesia, Kertaning Tyas, Pemimpin Redaksi Super Radio, Yovinus Guntur W, Pegiat Disabilitas disabilitas, Fira Fitria dan Psikolog Klinis RSJ dr Radjiman Wedioningrat Lawang, Daisy Poegoeh.
Ketua Pembina Linksos, Kertaning Tyas mengatakan pelatihan jurnalistik ini berfokus pada publikasi media untuk mendorong eksistensi dan kepercayaan diri difabel dalam berkarya.
“Ada banyak kawan difabel yang sering mengabadikan foto dan video namun tanpa menyertakan caption, sehingga hanya menjadi koleksi foto semata. Padahal kita bisa membuat sebuah foto atau momen yang terabadikan menjadi lebih berarti dengan menyertakan caption (kalimat) yang menarik,” ujar pria yang akrab disapa Ken.
Sedangkan Pemimpin Redaksi Super Radio, Yovinus Guntur W menegaskan pentingnya publikasi sebagai sarana capaian organisasi, utamanya kelompok disabilitas. Publikasi ini, bisa berupa berita atau konten di media sosial.
Pria yang akrab disapa Yovi ini membeberkan tips kepada peserta pelatihan agar konten yang dibuat bisa lebih menarik dan terpublikasi.
“Intinya buat konten yang sederhana tetapi dikemas menarik dan mudah diterima masyarakat,” katanya.
Penggiat difabel/disabilitas, Fira fitria menambahkan, pelatihan ini akan menggeser prespektif ataupun stigma yang selama ini melekat pada difabel dan membuktikan pada masyarakat bahwa bisa melakukan segalanya asal diberi kesempatan.
“Saya seorang difabel cerebral palsy sudah pasti mengalami hambatan dalam mobilitas. Sedangkan yang kita ketahui jurnalis kan kebanyakan di lapangan, tapi buktinya saya bisa liputan di lapangan kesana kesini kesana kemari. Akhirnya menjadi bukti kepada masyarakat bahwa seorang difabel bisa melakukan pekerjaan apapun asal diberikan kesempatan yang sama,” tegas Fira.
Salah satu peserta pelatihan, Priyo Utomo berharap pelatihan ini bisa berlanjut dan difabel bisa menghasilkan banyak karya. Menurutnya, dengan semakin produktif maka eksistensi difabel lebih dikenal masyarakat dan bisa meminimalkan stigma negatif.
“Saya sangat senang dengan pelatihan jurnalistik dan berharap ada keberlanjutan, karena pelatihan ini membuka cara berpikir saya mendapat inspirasi baru, motivasi baru,”kata penyandang disabilitas daksa ini.
Sekadar informasi pelatihan ini terselenggara atas kerjasama Linksos Indonesia, Indika Foundation, Super Radio dan Campaign. (anh/red)
Tags: difabel, Linksos, Pelatihan menulis, RSJ dr Radjiman Wedioningrat Lawang, Super radio
Berita Terkait
Tinggalkan komentar
Silahkan masuk atau daftar terlebih dahulu untuk memberi komentar.