Anak 12 Tahun Temukan Kalung Emas Airlangga Seberat 1 Kilogram

Rudy Hartono - 26 April 2025
Salah seorang pengunjung De Javasche Bank (DJB) di Jalan Garuda Surabaya, antusias bertanya perihal kalung emas Airlangga, koleksi Museum Mpu Tantular Sidoarjo. Kalung emas itu seberat 1 kilogram, bertahtakan 34 permata, Jumat (25/4/2025). (foto:niken oktavia/superradio.id)

SR, Surabaya — Nuansa masa lalu hadir di tengah hiruk-pikuk Kota Lama Surabaya. Dari balik bangunan kolonial De Javasche Bank (DJB) di Jalan Garuda, pengunjung dapat menikmati pameran bertajuk “Beyond the Ages: Heroes Through History”. Pameran ini berlangsung selama tiga hari, mulai 24 hingga 26 April 2025, dan menjadi peristiwa langka yang menyatukan kekayaan sejarah dari lima museum terkemuka di Jawa Timur.

Kalung emas Airlangga, koleksi Museum Mpu Tantular Sidoarjo. Kalung emas itu seberat 1 kilogram, bertahtakan 34 permata, Jumat (25/4/2025). (foto:niken oktavia/superradio.id)
Kalung emas Airlangga, koleksi Museum Mpu Tantular Sidoarjo. Kalung emas itu seberat 1 kilogram, bertahtakan 34 permata, Jumat (25/4/2025). (foto:niken oktavia/superradio.id)

Ruang lantai dua bank sirkulasi pertama Asia itu disulap menjadi ruang edukatif. Di sana, sejarah bangsa dipaparkan dalam lintasan waktu, mulai dari era kerajaan Nusantara, masa pergerakan nasional, awal kemerdekaan, hingga periode modern. Setiap sudut ruangan membawa ceritanya masing-masing melalui arca, manuskrip kuno, senjata tradisional, hingga perhiasan raja Airlangga.

Salah satu koleksi yang mencuri perhatian adalah perhiasan emas 22 karat seberat lebih dari satu kilogram yang dibawa oleh Museum Mpu Tantular. Kalung kuno ini merupakan milik Raja Airlangga, yang dihiasi 38 batu permata dan ornamen garuda yang membawa kamandalu (kendi) berisi air amerta (air kehidupan). Di bagian tengah kalung, terdapat figur raksasa yang menggambarkan kisah Garudeya dalam perjuangannya membebaskan sang ibu dari perbudakan Dewi Kadru.

Keris Brojol koleksi Bupati Sumenep Achmad Fauzi ditampilkan oleh Museum Kraton Sumenep dalam acara pameran bertajuk Beyond the Ages oleh De Javasche Bank (DJB) di Jalan Garuda, Surabaya, Jumat (25/4/2025). (foto:niken oktavia/superradio.id)

“Kalung ini ditemukan secara tidak sengaja oleh seorang anak berusia 12 tahun bernama Seger di Kediri tahun 1989,” tutur Puguh, perwakilan dari Museum Mpu Tantular. “Waktu itu, keluarga Seger mengalami kesulitan ekonomi. Dalam mimpinya, ia didatangi seorang kakek yang memintanya membantu orang tua di sawah. Saat mencangkul, ia menemukan kalung ini tertanam di tanah,” sambungnya.

Tak hanya itu, museum Mpu Tantular juga menampilkan arca dan naskah kuno. “Kami membawa koleksi masterpiece museum kami dari koleksi arkeologi dan filologi,” lanjut Puguh.

Memasuki ruangan, pengunjung akan disambut dengan peti harta karun yang menampilkan replika mata uang yang pernah beredar di Indonesia dari masa ke masa yang merupakan koleksi Museum DJB. Melangkah ke sisi ruangan, aneka jenis celengan tanah liat dan figur terakota era Majapahit dipamerkan oleh museum Trowulan.

Sementara itu, di sisi lain ruangan, museum Dr. Soetomo hadir membawa koleksi berupa tas kerja dan perlengkapan medis yang dipakai tokoh nasional pemrakarsa organisasi Budi Utomo itu. Juga, manekin yang memakai pakaian era perjuangan kemerdekaan ditampilkan oleh museum 10 Nopember. Sedangkan, di pojok belakang ruangan, pengunjung akan bertemu dengan Iron Man dan tokoh karater film modern di ruang pamer museum.

Puluhan pengunjung De Javasche Bank (DJB) di Jalan Garuda Surabaya menyimak penjesalan gelaran pameran bertena Beyond the Ages, Jumat (25/4/2025). (foto:niken oktavia/superradio.id)

Sementara itu, dari ujung ruangan, Museum Keraton Sumenep Madura menampilkan warisan budaya yang tak kalah menarik. Membawa naskah kuno, visualisasi pakaian prajurit keraton, dan berbagai jenis keris. Perwakilan dari museum, Agus menjelaskan, keris-keris tersebut tak sekadar senjata, melainkan benda bertuah dengan fungsi-fungsi tertentu, mulai dari pelancar rezeki, simbol kekuasaan, hingga pengasihan.

“Salah satu koleksi istimewa yang kami bawa adalah “Keris Brojol” milik Bupati Sumenep saat ini, Achmad Fauzi Wongsojudo. Keris ini biasa digunakan dalam upacara mantenan dan folosofinya mampu menarik simpati orang lain,” kata Agus.

Keris-keris Madura tampil mencolok dengan ciri khasnya yakni bagian pangkal menyerupai bentuk daun telinga, berbeda dengan keris Solo atau Jawa yang lebih lancip. Tak hanya menonjolkan estetika, koleksi ini menunjukkan akulturasi budaya Madura dan Jawa yang begitu kental. Terbukti dari beberapa keris yang memadukan unsur Jawa dan Madura

Antusiasme pengunjung pun tinggi. Di antara mereka, Yusuf, pelajar kelas 12 dari salah satu SMA di Surabaya, mengaku sangat terkesan. “Keren ya, saya jadi bisa melihat dan belajar dari banyak museum sekaligus. Koleksi mainan modern, koin zaman dulu, keris, sampai perhiasan Raja Airlangga, semuanya menarik dan jadinya penasaran buat mempelajari lagi. Semoga acara seperti ini sering diadakan, apalagi di kawasan Kota Lama. Karena tempatnya juga mendukung banget buat belajar sejarah gitu,” pungkasnya. (nio/red)

 

Tags: , , , , ,

Berita Terkait

Tinggalkan komentar

Silahkan masuk atau daftar terlebih dahulu untuk memberi komentar.