5 Tradisi di Jawa Timur yang Berbau Mistis

Yovie Wicaksono - 1 February 2023
Prosesi Arak-arakan Bantengan di Kawasan Songgoriti, Batu. Foto : (Super Radio/Fena Olyvira)

SR, Surabaya – Mayoritas masyarakat Indonesia masih mempercayai dan menjalankan tradisi upacara adat untuk tujuan-tujuan tertentu, misal meminta adanya transformasi (perubahan) keadaan manusia atau alam.

Tradisi ritual biasanya berkaitan dengan hal-hal yang berbau mistis dan dilakukan di hari tertentu. Seperti beberapa upacara atau ritual di Jawa Timur yang identik dengan hal mistis dan masih dilestarikan.

Berikut 5 tradisi Jawa Timur yang berbau mistis dirangkum dari berbagai sumber:

1. Upacara Sandhur

Tradisi ini merupakan tradisi adat yang dimiliki oleh masyarakat Madura, khususnya para petani dan nelayan. Upacara ini merupakan sebuah ritual bagi mereka untuk dapat berkomunikasi dengan makhluk-makhluk gaib.

Upacara ini mempunyai berbagai tujuan seperti untuk mengusir musibah, menghormati makam keramat, hingga meminta hujan.

Kegiatan utama upacara Sandhur ialah sebuah tarian yang diiringi oleh alunan musik. Di tengah pertunjukan, biasanya terdapat dua peserta yang mengalami kesurupan sebagai mediator untuk berdialog dengan makhluk dari dunia lain.

2. Upacara Ruwatan

Ruwat Bumi Jadi Penutup Rangkaian Hari Jadi Kota Surabaya ke-729. Foto : (Super Radio/Hamidiah Kurnia)

Bagi masyarakat Jawa, upacara ruwatan merupakan sebuah bentuk ritual penyucian bagi orang nandang sukerta atau berada dalam dosa. Dalam kebudayaan Jawa, tradisi ini dibagi menjadi 3 macam, yaitu ruwatan untuk diri sendiri, ruwatan untuk lingkungan sekitar, dan ruwat untuk wilayah.

Untuk ruwatan perorangan, sang sukerta atau orang yang berdosa akan dipotong rambutnya di siang hari.

Untuk ruwatan yang skalanya lebih besar, biasanya terdapat sesajen seperti tuwuhan, kain mori, gawangan kelir, aneka jenang, jajanan pasar, dan lain-lain.

Menurut cerita masyarakat, ritual ini juga dapat dilakukan oleh seseorang yang mengalami sial dalam hidupnya, seperti sakit, jodoh yang sulit, dan masih banyak lagi.

3. Bantengan

Pembawa Bantengan Alami Kesurupan. Foto : (Super Radio/Fena Olyvira)

Kesenian bantengan diyakini muncul pada zaman Kerajaan Singosari. Adanya relief yang menggambarkan macan melawan banteng dan penari yang mengenakan topeng banteng di Candi Jago di Malang menjadi salah satu bukti kesenian ini lahir pada zaman tersebut. Kesenian ini masih berkembang pesat di kawasan pegunungan Bromo Tengger. 

Kesenian Bantengan dimainkan oleh dua orang yang membentuk seekor banteng. Saat berlangsung, biasanya terdapat sebuah pertunjukan kesurupan ke dalam tubuh para pemain. Dalam kondisi tersebut, gerakan pemain menjadi tidak terkontrol dan sangat agresif.

4. Tradisi Seblang

Penari Seblang Saat Kerasukan Roh Leluhur. Foto : (Superradio/Fransiskus Wawan)

Tradisi adat seblang merupakan tradisi yang dimiliki oleh masyarakat Banyuwangi, khususnya Suku Osing. Tradisi ini merupakan rangkaian tarian yang dibawakan oleh seorang penari yang biasanya sudah tua. Penari tersebut akan menarikan gerakan-gerakan magis selama tujuh hari berturut-turut dalam kondisi kesurupan.

Sebelumnya, terdapat seorang pawang yang akan membacakan mantra terlebih dahulu. Tradisi ini dilakukan setidaknya setahun sekali dengan tujuan menolak bala atau agar desa diberikan keselamatan dan ketenteraman.

5. Kebo-keboan

Ritual adat Kebo-keboan di Desa Aliyan, kecamatan Rogojampi, merupakan tradisi adat yang bertujuan untuk tolak bala (foto : Superradio/Fransiscus Wawan)

Selain tradisi Seblang, masyarakat Suku Osing di Banyuwangi juga memiliki tradisi adat kebo-keboan. Arti kata “Kebo” dalam bahasa Jawa ialah kerbau. Memang, tradisi ini sangat identik dengan binatang kerbau.

Tradisi ini mempunyai tujuan sebagai rasa syukur atas hasil panen yang melimpah serta agar diberi keselamatan dan dijauhkan dari malapetaka.

Dalam tradisi ini, para peserta akan berdandan seperti seekor kerbau dan dilumuri cairan hitam dari oli serta dilengkapi dengan tanduk buatan. Uniknya, menurut cerita yang beredar di masyarakat, para peserta yang memerankan kerbau biasanya akan kesurupan roh leluhur. (*/vi/red)

Tags: , , , , ,

Berita Terkait

Tinggalkan komentar

Silahkan masuk atau daftar terlebih dahulu untuk memberi komentar.