Tiga Hal Ini Pengaruhi Kebahagiaan Seseorang

SR, Surabaya – Setiap 20 Maret diperingati sebagai Hari Kebahagiaan Internasional atau International Happiness Day. Dikutip dari laman UN.org, peringatan ini digagas oleh PBB dan dirayakan sejak 2013 lalu.
Untuk tahun ini, Hari Kebahagiaan Internasional 2023 mengusung tema “Be mindful, be grateful, be kind” yang memiliki arti “Berhati-hatilah, bersyukur, bersikaplah yang baik”.
Adapun tujuan dari tema tersebut adalah agar manusia dapat menciptakan dunia yang lebih baik secara bersama-sama dengan menerapkan praktik sehari-hari yang sederhana.
Namun, dari tahun ke tahun teori tentang kebahagiaan selalu berkembang. Dosen Psikologi Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya (UKWMS) Michael Seno Rahardanto mengatakan, berdasarkan teori terbaru yang banyak digunakan, kebahagiaan itu dianggap sebagai suatu kondisi saat seseorang memaknai dan merefleksikan hidupnya apakah sudah mencapai standar yang diinginkan atau tidak.
“Jadi definisi bahagia, lebih merujuk ke pemaknaan saat ini,” kata dosen psikologi yang akrab disapa Danto ini.
“Level bahagia setiap orang berbeda-beda. Ambang kebahagiaanya, seberapa bisa membuat mereka bahagia itu berbeda-beda,” jelasnya.
Ia pun menjelaskan, tiga hal yang memengaruhi kecenderungan seseorang mudah merasa bahagia atau tidak.
1. Genetis/biologis
Merupakan elemen dari dalam diri yang tidak dapat diubah. Danto mengatakan, ada dua faktor kepribadian dalam psikologi yang berpengaruh terhadap kebahagiaan.
Ada kepribadian ekstraversi yaitu seseorang yang senang jika banyak stimulus disekelilingnya. Sedangkan introversi memiliki kepribadian yang sebaliknya.
“Orang ekstrover predisposisinya lebih mudah merasa happy,” katanya.
Adapun komponen kepribadian lainnya seperti neurotisisme yang mudah cemas dan khawatir. Maka dirinya akan lebih mudah merasa bahagia jika neurotisisme-nya rendah.
2. Lingkungan
Merupakan elemen dari luar yang juga dapat memengaruhi level kebahagiaan seseorang.
“Apakah lingkungan sekitar aman atau tidak, apakah di lingkungan itu kita diterima atau tidak, situasi di kota dan negara aman atau tidak. Itu juga memengaruhi level kebahagiaan,” jelas Danto.
3. Aktivitas yang dilakukan
Danto mengatakan, menurut penelitian, orang akan merasa bahagia ketika melakukan aktivitas yang berada dalam kemampuan dirinya, artinya ia bisa melakukan aktivitas itu tetapi juga ada tantangan di dalamnya.
“Dalam aktivitas itu ada effort yang dilakukan. Dari effort itu dia merasa happy, misal dosen akan menemukan kebahagiaan dalam aktivitas mengajar karena suka mengajar, mengerti materinya, meski mengajar butuh usaha dan konsentrasi,” jelasnya. (vi/red)
Berita Terkait
Tinggalkan komentar
Silahkan masuk atau daftar terlebih dahulu untuk memberi komentar.