‘Perempuan Mandiri’ Jadi Enggan Nikah, Benarkah?

SR, Surabaya – Jika di tahun sebelumnya isu childfree sempat ramai di perbincangkan masyarakat, belakangan ini, menurunnya angka pernikahan di Indonesia sedang ramai dibahas. Terlebih hal ini sering di sangkut pautkan dengan perempuan mandiri yang merasa bisa mencukupi kebutuhannya sendiri dan pria menjadi enggan atau ‘takut’ mendekati perempuan mandiri. Benarkah?
Pria asal Sidoarjo, M Arif membenarkan hal tersebut. Ia berpendapat bahwa perempuan mandiri memiliki korelasi terkait fenomena menurunnya angka pernikahan di Indonesia.
“Melihat orang-orang di sekitar saya, kebanyakan perempuan yang tergolong mandiri merasa tidak perlu menjalin pernikahan, karena sudah merasa tidak perlu adanya sosok laki-laki sebagai tulang punggung,” ujarnya.
Selain itu, menurutnya, saat ini banyak masyarakat yang lebih mempersiapkan dengan baik, mulai dari mental dan finansial sebelum melangkah ke jenjang pernikahan yang menyebabkan terjadi keterlambatan dalam menikah. Termasuk dirinya.
Meski sudah berada di usia 30an awal, hingga saat ini ia masih terus mempersiapkan mental dan finansialnya sebelum memutuskan untuk menikah. Baginya, menikah menjadi prioritas ketiga setelah membahagiakan orang tuanya dan bisa memiliki rumah.
Sementara itu, salah satu perempuan asal Surabaya, Oci berpendapat bahwa semandiri apapun seorang perempuan, ia masih tetap membutuhkan pasangan yang setara.
“Perempuan mandiri itu tentu sangat baik, namun adakalanya tetap membutuhkan bantuan pasangannya dan menghargai atas itu,” kata perempuan berusia 25 tahun yang berprofesi sebagai guru ini.
Di sisi lain, ia setuju bahwa menurunnya angka pernikahan beberapa tahun belakangan ini karena menikah, bagi sebagian banyak orang bukan lagi menjadi prioritas utama, melainkan pendidikan dan karir. Hal yang sama juga disampaikan Fitri Maryanti asal Surabaya. Baginya, meski sudah menginjak usia 30an awal, ia lebih memilih untuk menikah di saat yang tepat daripada diusia yang cepat.
“Soal perempuan mandiri, mereka itu memiliki kepercayaan diri yang tinggi, mampu mengambil keputusan dan mandiri secara finansial maupun emosional. Mereka mengejar impian dengan tekun dan memiliki gaya hidup yang seimbang antara kehidupan pribadi dan karir. Tapi saya tidak setuju dengan anggapan kalau perempuan mandiri itu akan susah atau merasa tak perlu menjalin pernikahan,” kata Fitri.
Tampilkan Semua
Tags: Aktivis Perempuan, Penurunan angka pernikahan di Indonesia, Perempuan Mandiri, Pernikahan, Psikologi pernikahan, Sosiologi
Berita Terkait
Tinggalkan komentar
Silahkan masuk atau daftar terlebih dahulu untuk memberi komentar.