Menteri KKP Resmikan Kapal Berbahan Bambu Karya ITS

SR, Surabaya– Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Susi Pudjiastuti meresmikan peluncuran kapal berbahan dasar bambu laminasi yang pertama di dunia, karya Insitut teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya. Peresmian dan peluncuran diselenggarakan di Taman Hiburan Pantai (THP) Kenjeran, Surabaya, Senin (27/6/2018).
Susi Pudjiastuti mengatakan, bambu telah dimanfaatkan oleh manusia untuk berbagai kebutuhan sejak zaman dahulu.
Bambu dapat dimanfaatkan untuk berbagai kebutuhan penunjang, seperti peralatan rumah tangga, hingga benda inovasi yang bernilai ekonomis lebih tinggi.
Sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi menegaskan bahwa pihaknya bertugas memastikan kedaulatan laut dan membangun dunia perikanan di Indonesia, khususnya bagi kelompok masyarakat nelayan.
“Kapal ikan harus buatan Indonesia dan yang menangkap ikan juga harus dari Indonesia, tidak boleh tidak!” seru Susi.
Keberadaan kapal bambu buatan ITS ini diharapkan oleh Susi, dapat diselesaikan menjadi produk hingga dapat diproduksi dan digunakan oleh para nelayan.
“Ini adalah sebuah pilihan di tengah mahalnya kapal berbahan baku kayu bagi nelayan,” ujarnya, seraya menegaskan siap membantu penyelesaian sertifikasi kapal Baito Deling.
Inventor dan Ketua Tim Baito Deling Research, Hari Supomo mengatakan, kelangsungan industri kecil menengah (IKM) galangan kapal berbahan kayu, menjadi tidak menentu akibat tingginya harga jual kayu di pasaran.
Hal ini disebabkan maraknya penebangan pohon di hutan secara liar, yang tidak diikuti reboisasi, sehungga berdampak pada harga kapal kayu di Indonesia yang kian melambung.
Kapal tangkap ikan Baito Deling 001 berbahan dasar bambu yang dibangun dari penelitian yang dilakukan pada 2012, merupakan jawaban dari persoalan mahalnya harga kapal tangkap ikan bagi nelayan.
“Kapal ini mampu menekan biaya hingga 60 persen, menjadikan bambu sebagai material alternatif masa depan,” kata Hari, dosen Teknik Perkapalan ITS.
Bambu di Indonesia merupakan material yang mempunyai banyak keunggulan dindingkan jenis kayu. Seperti jumlahnya yang melimpah, harga lebih murah, kekuatan tarik dan tekuk lebih besar dari kayu, bahkan masa panen bambu 10 kali lebih cepat dibandingkan kayu.
Pihaknya memilih menggunkan bambu petung dan bambu ori, karena nilai kuat tarik dan tekuk sebesar 180 MPa dan 84 MPa, serta renggangan mencapai 8,93 persen, yang lebih baik dibandingkan dengan kayu jati.
“Semakin terkena air laut, bambu akan semakin kuat,” imbuhnya.
Sementara itu, Rektor ITS Joni Hermana mengungkapkan rasa bangganya atas peluncuran kapal yang sudah memiliki dua hak paten, serta telah memperoleh dukungan dari banyak institusi pemerintahan ini.
Salah satunya dari PT Pembangkit Jawa Bali (PJB), Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan beberapa pemerintah daerah.
“Selain itu, inovasi ini mengingatkan saya pada pesan Bung Karno agar ITS terus mengembangkan kelautan dan perikanan, pungkas Joni.(ptr/red)
Berita Terkait
Tinggalkan komentar
Silahkan masuk atau daftar terlebih dahulu untuk memberi komentar.