Tingkatkan Kualitas Hidup dengan Kebahagiaan

Yovie Wicaksono - 25 March 2023

SR, Surabaya – Setiap manusia memiliki perasaan bahagia. Namun, ternyata kebahagiaan seseorang tidak muncul begitu saja. Dalam psikologi, ada tiga hal yang memengaruhi rasa bahagia seseorang, yaitu genetis/biologis, lingkungan/kondisi di sekitar, dan aktivitas.

Sedangkan hal yang dapat dilakukan agar dapat meningkatkan kebahagiaan adalah mengubah sikap dan pemaknaan terhadap sesuatu.

“Kita bisa meningkatkan kebahagiaan kita, dengan memperbaiki ketiga hal tadi. Kalau memperbaiki genetika itu bukan dalam cakupan teknologi saat ini, kita belum bisa mengubah epigenetika. Tapi kalau mengubah sikap kita, pemaknaan kita, lingkungan kita, saya rasa masih bisa kita lakukan,” kata Dosen Psikologi Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya (UKWMS) Michael Seno Rahardanto.

Dosen yang akrab disapa Danto itu mengatakan, ada 2 aliran psikologi kebahagiaan yaitu hedonic dan eudaimonic.

Aliran eudaimonic diciptakan oleh Aristoteles. Dia menyatakan, kepuasan hidup kita saat ini digambarkan dalam rumus, yaitu “kepuasan hidup = happiness (kebahagiaan) + meaning (makna).”

“Ditinjau dari definisinya, happiness tergantung pada kondisi saat ini, sementara kita menjalani kehidupan yang panjang naik turun, oleh karena itu dalam hidup tidak cukup bahagia saja, tapi juga perlu menemukan makna,” jelas Danto.

Danto mencontohkan, kebermaknaan seorang dosen, sebagai bentuk amal kebaikan walaupun pada saat tertentu akan merasakan capek atau happiness-nya tidak terlalu tinggi. Namun dengan makna tersebut maka kepuasan hidup seorang dosen akan terjaga. Begitupula jika diterapkan di aktivitas lainnya.

“Happines mungkin bisa naik turun, tapi karena meaningnya kuat, dia akan tetap merasa satisfied dengan yang dia lakukan,” katanya.

Menurut Danto, bahagia bisa dirasakan secara jangka panjang yang dikenal dengan istilah well-being. Menurut kamus American Psychological Association (APA), well-being adalah keadaan pada individu yang digambarkan dengan adanya rasa bahagia, kepuasan, tingkat stres yang rendah, sehat secara fisik dan mental, serta kualitas hidup yang baik. 

“Well-being pemaknaan kehidupan kita dalam jangka panjang sedangkan happiness pemaknaan kita saat ini,” pungkasnya. (vi/red)

Tags: , ,

Berita Terkait

Tinggalkan komentar

Silahkan masuk atau daftar terlebih dahulu untuk memberi komentar.