Bulan Kemerdekaan Jadi Ladang Rezeki Warga Kampung Bendera

Yovie Wicaksono - 6 August 2023

SR, Surabaya – Bulan kemerdekaan identik dengan bendera dan segala pernak perniknya. Hal ini menjadi ladang rezeki tersendiri bagi warga Kampung Bendera di kawasan Darmo Kali, Kecamatan Wonokromo, Surabaya.

Salah satu pedagang bendera, Sejina mengaku sejak Juli sudah mulai banyak masyarakat mencari bendera untuk menyemarakkan bulan kemerdekaan. Menurutnya, biasanya jumlah pembeli akan terus meningkat hingga mendekati 17 Agustus.

“Juli itu sudah banyak yang beli bendera sampai nanti puncaknya di tanggal 15-16 Agustus sebelum upacara 17 Agustus. Nanti setelah 17 Agustus gantian banyak yang mencari pernak pernik kemerdekaan untuk perayaan di kampung-kampung atau instansi sampai akhir Agustus,” ujarnya, Minggu (6/8/2023).

“Ibarat petani, bulan kemerdekaan seperti ini itu musim panennya kita. Ya alhamdulillah,” sambungnya.

Ia menjual bendera dengan berbagai ukuran dan bahan, mulai dari harga belasan ribu rupiah hingga puluhan ribu rupiah.

Dalam sehari, kata Sejina, selalu ada saja pembeli yang melarisi dagangannya. Hasilnya, paling tidak ia bisa menerima penghasilan kotor 1 juta rupiah per hari.

“Paling laris ya bendera ukuran tanggung hingga besar dari bahan kain peles yang biasanya untuk di rumah-rumah. Harganya kalau yang tanggung Rp25 ribu dan yang besar Rp35 ribu,” katanya.

Sementara itu, salah satu agen bendera setempat, Muhammad Aris mengatakan, meski terbilang ramai, penjualan tahun ini tak begitu mengalami peningkatan yang signifikan.

“Tahun lalu bisa meningkat sampai 80 persen karena habis pandemi jadi euforianya lebih terasa. Tahun ini mungkin 50 persen karena mungkin masyarakat ada yang ganti (bendera) ada yang tidak,” katanya.

Meski tidak mengalami peningkatan, omset yang didapat Aris sejak Juli hingga Agustus bisa mencapai Rp50 juta. “Kalau tahun kemarin mungkin sekitar Rp75 juta, tapi kalau tahun ini mungkin Rp50 juta. Tapi itu belum final karena biasanya masih ramai sampai tanggal 18 Agustus,” ungkapnya.

Selain bendera, ia juga menjual umbul-umbul, background, ronce, tiang, umpak, lampu, dan pernak pernik lainnya dengan harga mulai belasan hingga puluhan ribu rupiah.

“Tahun ini paling laris ronce, kalau ngecer per 3,5 meter harganya Rp15 ribu,” imbuhnya.

Namun, untuk pernah-pernik atau aksesoris, Aris mengaku tidak semua jenis ia memproduksi sendiri. Sebagian barangnya ia ambil dari produsen lain.

“Sebagian produksi sendiri, sebagian ngambil,” sambung Aris.

Dibantu oleh belasan karyawannya, Aris dan keluarganya telah memproduksi bendera sejak puluhan tahun lalu. Kini, ia telah berhasil menggaet sejumlah distributor untuk bermitra.

“Kalau distributornya kebanyakan dari luar daerah. Tuban, Bojonegoro, Gresik, Lamongan, Surabaya banyak terus Bandung sendiri, sama ada beberapa daerah lain,” pungkasnya.

 

Salah satu pembeli asal Sememi, Tari mengatakan, sengaja membeli aksesoris kemerdekaan di Kampung Bendera lantaran pilihannya lebih bervariatif dan harga yang lebih terjangkau dibanding di tempat yang lain.

“Ini tadi beli bendera bentuk kipas, sama rumbai merah putih untuk dipasang di pagar rumah untuk menyemarakkan kemerdekaan. Tadi kebetulan pas jalan-jalan sama keluarga sekalian bapak cari umpak untuk pasang bendera di rumah sama saya beli aksesoris lainnya,” kata Tari.

“Meski jauh dari rumah tapi tiap cari aksesoris kemerdekaan ya di sini. Karena kan ini pusatnya, pilihannya lebih banyak, harga juga lebih murah,” sambungnya. (fos/red)

Tags: ,

Berita Terkait

Tinggalkan komentar

Silahkan masuk atau daftar terlebih dahulu untuk memberi komentar.