Stok Bawang Merah Melimpah, Harga Jatuh Dipasaran

SR, Nganjuk – Meski telah memasuki musim panen raya, sejumlah petani di Nganjuk keluhkan merosotnya harga komoditas sayuran jenis bawang merah dipasaran.
Hal tersebut dialami oleh salah satu petani bawang merah asal Nganjuk bernama Akad. Dijelaskan oleh Akad, harga bawang merah dari petani dijual ke pedagang per satu kilonya Rp 7000. Padahal sebelumnya harga bawang merah bisa mencapai Rp 10.000 – Rp 12.000 per kilogram.
Akad menilai turunnya harga bawang merah saat ini dikarenakan memasuki musim panen raya. Pendistribusian bawang merah ke pasar terlalu banyak dan datangnya secara bersamaan. “Mungkin dari segi produksi memang terlalu tinggi. Sisi lain pasokan ke pasar terlalu bersamaan, tidak ada pengaturan pendistribusian ke pasar,” ujar Akad.
Meski harga bawang merah turun, Akad mengaku dirinya masih memperoleh untung walau tidak begitu banyak seperti halnya pada tahun sebelumnya. “Saat ini dikatakan rugi tidak, untung tapi tipis,” imbuhnya.
Guna mengantisipasi dampak kerugian yang diakibatkan melimpahnya stok, petani bawang merah Nganjuk menyiasatinya melalui penerapan sistem budidaya tanam berbahan organik yang biaya produksinya lebih rendah.
“Diantaranya adalah bagaimana kita nanti, dalam budidaya ini kita perbaiki dalam hal penggunaan bahan organik untuk biaya lebih rendah tetapi produksi tetap. Kita dengan pengapuran lahan dan penggunaan pupuk organik,” ujarnya.
Sekedar informasi, luas lahan tanaman bawang merah di Desa Sukorejo, Nganjuk mencapai kurang lebih 400 hektar. Selain Desa Sukorejo, lahan tanaman bawang merah juga terdapat di Desa Sukorembug. Sejumlah petani bawang merah ini tergabung dalam dua Gapoktan (Gabungan kelompok tani).
Sedangkan petani bawang merah asal Desa Janti Rejo, Kecamatan Rejoso, Kabupaten Nganjuk, Mashuri (60) mengatakan, di Kecamatan Rejoso terdapat sekitar kurang lebih 10 desa yang warganya bermata pencaharian sebagai petani bawang merah.
Hasil produksi bawang merah petani Nganjuk dikenal memiliki kualitas sangat bagus jika dibandingkan dengan daerah lain.
Kualitas bijinya yang bulat tebal dan berwarna merah membuat sejumlah pedagang dari luar daerah seperti Semarang, Bandung, Yogyakarta, Jakarta dan Bali merasa tertarik untuk mendatangkan bawang merah dari Nganjuk untuk dijual. Dalam satu tahun bawang merah mengalami masa panen sebanyak empat kali. (rh/red)
Berita Terkait
Tinggalkan komentar
Silahkan masuk atau daftar terlebih dahulu untuk memberi komentar.