SR, Ponorogo – Napak tilas kepemimpinan para leluhur terawat apik di desa Bringinan, Ponorogo. Hal ini terlihat dari kawasan Punden Pendem, salah satunya makam Raden Sindu Leksono atau yang biasa disebut Ki Ageng Kerto Muhamad.

Melansir website resmi desa Bringinan, diketahui bahwa Ki Ageng Kerto Muhamad merupakan pemimpin atau palang silsilah ketiga di era tahun 1700.

Ia berasal dari Tembayat Klaten Jawa Tengah dan cucu buyut dari Ki Ageng Pandan Aran yang juga tokoh penting di Semarang.

“Selama memimpin Bringinan beliau berdomisili di pomahane mbah Abin kulone pak Mudin Bakir,dan dimakamkan di Punden Pendem (Kulon Lapangan),” kata salah satu juru kunci punden, Warijan.

Warijan menjelaskan, di era Raden Sindu Leksono banyak perubahan positif yang terjadi. Kala itu, juga muncul beberapa tokoh berpengaruh yang membuat Bringinan lebih baik yakni Mbah Singo Joyo dan Joyo Lesono.

“Di era Raden Sindu Leksono muncul juga tokoh atau Berjonggo Kondang yakni Mbah Singo Joyo saat itu berdomisili di etan gempuran kalau sekarang di sekitar mbah bolo,yang sekarang makamnya ada di Janti Sendang. Lalu ada Joyo Lesono yang berdomisili di kedung tepatnya dibelakang Mbah Krembu,” ujarnya.

Hal inilah yang membuat tokoh tersebut makin dihargai dan dihormati warga setempat.

Makam tokoh yang juga menjadi bukti sejarah asal mula desa Bringinan itu terus dijaga kelestariannya dan menjadi wisata religi.

Tiap acara yang akan digelar, juga harus melakukan ziarah terlebih dulu sebagai bentuk izin kepada leluhur.

“Keempat palang tersebut diyakini oleh masyarakat Desa Bringinan, hanya saja kami dari pencari sejarah dan dari narasi belum bisa menemukan tedak turunnya atau benda Penguatan tentang sejarah ini, tapi masyarakat sangat meyakini bahwa tempat tempat itulah dulu menjadi tempat peninggalan para palang,” ucapnya. (*/red)

Tags: Bringginan, Mbah Singo Joyo, Punden Pendem, Raden Sindu Leksono