PAUD Inklusi Cerdas Terapkan Sistem Penyadaran Orang Tua untuk Anak Berkebutuhan Khusus

Yovie Wicaksono - 20 July 2017
Suasana istirahat di PAUD Inklusi Cerdas, dimana antara anak yang berkebutuhan khusus dengan anak yang normal tidak ada perbedaan perlakukan (foto : Superradio/Fransiscus Wawan)

SR, Banyuwangi – Mengolok-olok dan mempermalukan sesama teman atau dalam bahasa kekinian disebut membully, terutama bagi anak yang berkebutuhan khusus, sering terjadi di lingkungan masyarakat maupun sekolah. Sama halnya yang terjadi saat pertama kali si anak mengenyam pendidikan, baik di tingkat PAUD, TK hingga SD.

Namun hal ini tidak berlaku di PAUD Inklusi Cerdas, yang berada di Jalan Letkol Sugiono, Banyuwangi. Di PAUD Inklusi Cerdas menganut sistem pendidikan yang menggunakan metode penyadaran kepada semua orang tua, yang anaknya dididik di lembaga pendidikan tersebut.

Hal ini diakui oleh pengelola PAUD Inklusi Cerdas, Fatmawati ketika ditemui Superradio.id, Kamis (20/7/2017). Menurutnya, pada tahun 2009/2010 saat PAUD Inklusi Cerdas pertama kali berdiri, sering terjadi kasus bully baik antara orang tua yang berkebutuhan khusus dengan orang tua yang anaknya normal, maupun di kalangan siswa PAUD sendiri.

“Itu semua terjadi lantaran ketidaktahuan, baik orang tua maupun anak yang normal dengan anak yang berkebutuhan khusus, bukan adanya niatan untuk membully namun karena tidak tahu saja,” ujarnya.

Dijelaskan oleh Fatmawati, jika anak disabilitas yang mengarah ke fisik, akan mudah untuk diketahui, namun jika berkebutuhan khusus seperti autis dan sejenisnya, sulit untuk diketahui secara sepintas. Hal ini yang sering mengakibatkan kasus bully antar siswa.

“Anak yang autis, secara fisik sama dengan anak yang normal. Namun tingkah dan tingkat sosialnya pasti berbeda, nah jika para orang tua tidak mengenal mereka maka dianggap anak autis itu anak yang nakal, anak yang tidak bisa diatur dan sebagainya,” ujarnya.

Diakui oleh Fatmawati, ketika pihak sekolah sering memberikan pengarahan bahkan sesekali mendatangkan tim ahli dari luar sekolah untuk memberikan wawasan tentang anak berkebutuhan khusus, maka sedikit demi sedikit kebiasaan membully di tingkat orang tua maupun siswa sudah tidak ada lagi.

“Semua orang tua menginginkan mendapatkan anak yang sehat dan normal, namun ketika dia diberi oleh Tuhan anak yang berkebutuhan khusus kan tidak harus disia-siakan,” ujarnya.

Dengan adanya sistem penyadaran kepada orang tua maupun siswa yang normal kepada siswa yang berkebutuhan khusus inilah, kebiasaan mengejek atau memperolok-olok antar siswa tidak akan terjadi.

Sementara itu, salah satu orang tua yang anaknya memiliki kebutuhan khusus, Agustin Rahayu mengungkapkan, sangat bersyukur anaknya disekolahkan di PAUD Inklusi Cerdas. Ia mengaku anaknya yang memiliki kebutuhan khusus sangat diperhatikan oleh pihak sekolah, maupun pengajar yang ada di termpat tersebut. Bahkan dengan anak yang normal pun ia mengaku tidak pernah mendapatkan perlakukan yang berbeda.

“Kalau di lingkungan rumah, dulu anak saya pernah diolok-olok oleh kawan-kawannya karena anak saya memiliki keterbelakangan mental. Bahkan anak saya tidak mau bermain dengan teman-temannya yang normal, karena takut diolok-olok,” ujarnya

Namun saat ini, anak dari Agustin Rahayu sudah mau bermain dengan anak yang normal, berkat bimbingan para pengajar yang ada di PAUD Inklusi Cerdas.(wan/red)

Tags: , , ,

Berita Terkait

Tinggalkan komentar

Silahkan masuk atau daftar terlebih dahulu untuk memberi komentar.