Mengenal Primbon Jawa

Yovie Wicaksono - 18 August 2023

SR, Surabaya – Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Primbon merupakan kitab yang berisikan ramalan (perhitungan hari baik, hari nahas, dan sebagainya). Atau buku yang menghimpun berbagai pengetahuan kejawaan, berisi rumus ilmu gaib (rajah, mantra, doa, tafsir mimpi), sistem bilangan yang pelik untuk menghitung hari mujur untuk mengadakan selamatan, mendirikan rumah, memulai perjalanan, dan mengurus segala macam kegiatan yang penting, baik bagi perseorangan maupun masyarakat.

Dalam repository Unair dijelaskan, Kejawen berkaitan dengan spiritualitas. Spiritualitas merupakan prinsip hidup seseorang untuk menemukan makna dan tujuan dalam hidup, disertai rasa keterikatan dengan sesuatu misteri, maha tinggi Tuhan, atau sesuatu yang universal.

Ajaran-ajaran kejawen biasanya disebarluaskan melalui lisan, namun ada juga yang telah dibukukan. Kumpulan dari Cathetan yaitu tulisan tangan atau compendium yang sudah dibukukan disebut Primbon.

Menurut Arps pada 1999, akar kata Primbon yaitu imbuh yang berarti tambah. Sehingga Primbon artinya catatan yang terus menerus diperbarui manakala ada tambahan ilmu yang baru.

Secara umum, Primbon memiliki pengertian buku yang menyimpan pengetahuan tentang berbagai hal. Materi yang disimpan di dalam kitab Primbon merupakan informasi dan pengetahuan penting yang berhubungan dengan kehidupan manusia.

Masyarakat Jawa pada umumnya menganggap Primbon adalah buku yang menghimpun berbagai pengetahuan spiritual kejawaan, juga berisikan perhitungan hari baik dan hari nahas, mengadakan selametan, mendirikan rumah, memulai perjalanan, dan mengurus segala macam kegiatan yang penting, baik bagi perorangan maupun masyarakat. Selain itu berisi rumus ilmu gaib seperti rajah, mantra, doa, dan tafsir mimpi.

Ada 19 kearifan lokal yang terdapat dalam Primbon Jawa. Kearifan lokal tersebut bersumber dari ilmu titen, yaitu daya ingat melalui proses kognisi dalam masyarakat Jawa yang diwariskan secara turun-temurun.

Awalnya, Primbon merupakan teks yang bersifat privat dan rahasia, hanya beredar secara turun-temurun melalui jaringan keluarga waris. Kemungkinan, Primbon hanya diberikan kepada seseorang melalui transmisi keguruan atau jalur berguru melalui sesepuh atau dukun.

Itu disebabkan karena kitab Primbon merupakan hasil dari upaya mengumpulkan catatan lepas dari pinisepuh. Sehingga dapat memunculkan variasi teks yang beragam dalam kitab Primbon. (*/vi/red)

Tags: , ,

Berita Terkait

Tinggalkan komentar

Silahkan masuk atau daftar terlebih dahulu untuk memberi komentar.