Ludruk Sarip, Persembahan BKN Jatim untuk HUT PDI Perjuangan ke-52

Rudy Hartono - 25 February 2025
Pembinan Ludruk Arboyo sekaligus anggota BKN Jatim Noniati (kanan) saat talkshow bersama penyiar Super Radio, Diva Delima, Selasa (25/2/2025).(foto:hamidiah kurnia/superradio.id)

SR, Surabaya – Pagelaran ludruk bertajuk “Sarip” menjadi persembahan baru di HUT PDI Perjuangan ke-52.  Akan berlangsung di gedung Cak Durasim Surabaya, Kamis (27/2/2025) pukul 19.00 WIB mendatang, kegiatan itu merupakan kolaborasi Badan Kebudayan Nasional (BKN) PDI Perjuangan Jatim dan komunitas Ludruk Arboyo.

Pembina Ludruk Arboyo, Noniati menyebut, cerita akan dikemas unik dan berbeda dari biasanya. Acara terbuka untuk umum dan para pemainnya pun akan dominan anak-anak muda. “Judulnya Sarip Samamulloh ini versi Arboyo. Ini digelar karena momen hari ulang tahun PDI Perjuangan ke-52,” ujarnya, saat talkshow di Super Radio, Selasa (25/2/2025).

Bukan tanpa alasan. Nonik yang juga bagian dari BKN Jatim itu menjelaskan, gelaran ludruk sengaja dipilih sebab di dunia seniman, ludruk menjadi sarana perjuangan mereka untuk turut mengawal kebijakan.

“Mudah-mudahan dari ludruk ini kita bisa ekspresikan suara rakyat. Ludruk itu sarana kita untuk mengungkapkan untuk kritisi kebijakan yang kurang enak untuk masyarakat,” ucapnya.

Selaras dengan hal tersebut, Ketua BKN Jatim Ony Setiawan menyebut, cerita yang diambil sesuai dengan semangat perjuangan partai berlambang banteng moncong putih itu.

Seperti diketahui, Sarip Tambak Oso merupakan cerita rakyat asal Sidoarjo yang menjadi pahlawan bagi wong cilik. Melawan penindasan dan ketidakadilan Belanda di era itu demi menyejahterahkan rakyat kecil.

Seperti PDI Perjuangan yang setia menangis dan tertawa bersama rakyat. “Kita angkat cerita Sarip karena melihat kondisi saat ini, kita kan sedang tidak baik-baik saja. Yang lebih bahaya kan Belanda ‘blangkonan’ orang pribumi pro Belanda. Seperti saat ini rakyat banyak mengeluh,” tuturnya.

Ony pun berharap semangat berbudaya ini terus menular terutama ke anak-anak muda sebagai penerus bangsa.

“Semoga dari ludruk ini masyarakat makin cinta kebudaayaan tradisional apalagu buat anak-anak muda, semoga lebih cinta kebudayaan tradisional karena itu adalah jati diri kita,” pungkasnya. (hk/red)

 

Tags: , , , ,

Berita Terkait

Tinggalkan komentar

Silahkan masuk atau daftar terlebih dahulu untuk memberi komentar.