Jawa Timur Butuh SMK Industri

Jawa Timur Butuh SMK Industri
SR, Surabaya – Pemerintah Provinsi Jawa Timur telah mendirikan 270 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Mini, dengan jumlah murid mencapai 54.300 siswa-siswi. Sebagian siswa didik SMK mini merupakan anak-anak yang putus sekolah dan mayoritas berada di pondok pesantren. Keberadaan SMK mini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja di Jawa Timur.
Gubernur Jawa Timur Soekarwo mengatakan, penyediaan SMK mini merupakan jawaban atas kebutuhan pasar, dimana tenaga kerja terampil sangat dibutuhkan di dunia kerja. Melalui sekolah khusus ini, berbagai kebutuhan keilmuan calon tenaga kerja ini akan dapat dipenuhi.
“SMK mini ini didirikan dengan sembilan mata pelajaran yang sangat dibutuhkan pasar. Kita bekerja sama dengan Pemerintah Jerman untuk program ini,” kata Soekarwo, di Gedung Negara Grahadi, Jumat (10/2/2017).
Lulusan SMK, kata Soekarwo akan lebih dibutuhkan di masa mendatang, untuk memenuhi kebutuhan dunia kerja atau industri. Secara khusus Soekarwo menyebut SMK Industri akan banyak dibutuhkan dibanding jurusan lain, karena jurusan itu diyakini dapat membantu pengolahan hasil pertanian menjadi produk yang lebih bernilai guna.
“Dengan lulusan industri maka anak-anak bisa membantu para petani dalam mengolah hasil pertanian menjadi barang siap dikonsumsi. SMK di Jatim kedepan hendaknya membuka jurusan industri,” kata Soekarwo.
Selama ini Jawa Timur menjadi lumbung pangan nasional, sehingga para petani berhap memperoleh nilai tambah hasil pertaniannya melalui keberadaan SMK industri. Inovasi dan kreativitas sebelum menjual hasil panen perlu dimiliki para petani, agar haril yang diperoleh lebih besar bila dibandingkan menjual langsung tanpa harus mengolahnya.
“SMK di Jatim sebenarnya sudah banyak baik kualitasnya. Tapi dari jumlah yang ada belum mencetak atau meluluskan siswanya dari jurusan industri. Sehingga hasil yang melimpah belum maksimal dirasakan oleh para petani selaku produsen,” terang Soekarwo.
Selain jurusan industr, jurusan packaging atau pengemasan juga dirasa sangat penting dan dibutuhkan, untuk meningkatkan kualitas produksi. Produk yang bagus akan terlihat lebih bagus bila kemasannya mampu menarik konsumen untuk membeli.
“Hasil produksi kalau kemasannya jelek maka harga jualnya pun kurang, karena tidak bisa menarik bai pembeli,” imbuhnya.
Pembukaan sekolah kejuruan khusus itu kata Soekarwo, hendaknya memperhatikan pula mengenai guru, sehingga persiapan dan ketersediaan sarana pendukung akan sangat mempengaruhi berhasil tidaknya suatu sekolah.
“Jangan sampai setelah membuka jurusan ternyata pengajar atau gurunya belum siap. Akhirnya, mutu atau kualitas sekolah yang tadinya bagus menjadi turun atau anjlok,” lanjut Gubernur.(ptr/red)
Tags: industri, Jawa Timur, pendidikan, smk
Berita Terkait
Tinggalkan komentar
Silahkan masuk atau daftar terlebih dahulu untuk memberi komentar.