Festival Urban Farming Surabaya, Hadirkan Produk Pertanian hingga Pameran Tanaman Hias

SR, Surabaya – Festival Urban Farming Tahun 2023 menjadi salah satu rangkaian dalam menyemarakkan Hari Jadi Kota Surabaya (HJKS) ke-730. Festival yang digelar sejak 30 Mei hingga 4 Juni 2023 tersebut, menghadirkan beragam jenis produk urban farming hingga pelatihan atau workshop budidaya pertanian.
Festival Urban Farming yang diikuti sebanyak 135 kelompok tani yang tersebar di 31 kecamatan Surabaya ini dibuka langsung oleh Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi yang hadir bersama Ketua Tim Penggerak (TP) PKK Rini Indriyani, membuka gelaran festival di Alun-alun Balai Kota Surabaya, Selasa (30/5/2023).
Eri Cahyadi menyampaikan, karena keterbatasan lahan di Surabaya, sehingga pihaknya intens menggerakkan urban farming di Kota Pahlawan. Bahkan, produk urban farming yang dilakukan kelompok tani di Surabaya ini sudah banyak yang menghasilkan.
“Ada satu di titik yang bahkan di Wonocolo itu sampai tidak cukup lahannya untuk memenuhi kebutuhan. Tapi ada satu titik lainnya yang memang masih pemasarannya bingung,” kata Eri Cahyadi usai membuka Festival Urban Farming.
Maka dari itu, ia menyatakan, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) berkomitmen menyatukan seluruh titik urban farming di Kota Pahlawan. Sekaligus pula bagaimana menyamakan kualitas produk urban farming di setiap titiknya.
“Karena hari ini beberapa tempat sudah mengajak kita, salah satunya dari Ladang Lima itu meminta kita menyediakan 20-30 ton (ketela pohon). Kemudian dari HIPMI (Himpunan Pengusaha Muda Indonesia), terkait dengan melon,” ungkapnya.
Menurutnya, banyak jenis produk pertanian yang dihasilkan dari para kelompok tani urban farming di Kota Surabaya. Terlebih lagi, produk yang dihasilkan dari kelompok tani tersebut juga memiliki kualitas yang bagus.
“Karena hasil (urban farming) yang kita hasilkan bagus, berarti kita semakin tertantang hari ini bagaimana memenuhi kebutuhan – kebutuhan dari yang diberikan (investor) kepada Pemkot Surabaya,” katanya.
Oleh sebabnya, Eri menyatakan, kehadiran investor ke Surabaya tak lepas dari kualitas produk urban farming yang dihasilkan kelompok tani. Dengan demikian, maka tugas Pemkot Surabaya sekarang adalah mensupport kelompok tani tersebut untuk bisa menghasilkan apa yang dibutuhkan investor. “(Komoditas dominan) ada buah dan sayur, ini yang sangat luar biasa. Seperti selada air, bayam, sejenis itu. Karena hidroponiknya sangat luar biasa,” paparnya.
Ia juga meyakini, apabila seluruh warga bisa melakukan tanam yang dimakan dan makan yang ditanam, maka masyarakatnya akan sejahtera. Menurutnya, hal tersebut bisa dilakukan melalui pembentukan Kampung Madani. Dimana warga di setiap kampung dapat memenuhi kebutuhan yang disiapkan sendiri oleh masyarakat di sekitarnya.
“Kampung Madani itu adalah bagaimana di kampung itu, di RT/RW itu, bisa memenuhi kebutuhan yang disiapkan oleh warga kampung itu sendiri. Jadi istilahnya, untuk kita, yang memproduksi kita, yang menghasilkan kita, yang menggunakan kita, untungnya pun juga untuk kita,” paparnya.
Sementara itu, Kepala DKPP Kota Surabaya, Antiek Sugiharti dalam laporannya menyampaikan, selain bertujuan untuk menyemarakkan HJKS ke-730, festival ini juga digelar sebagai bagian upaya menguatkan ketahanan pangan melalui optimalisasi lahan pekarangan yang ada di Surabaya.
“Rangkaian kegiatan Festival Urban Farming Kota Surabaya Tahun 2023 terdiri dari launching festival yang diikuti 135 kelompok. Kemudian pasar tani gelar produk pertanian sebanyak 30 stand yang terdiri 25 stand kelompok pertanian perkotaan dan 5 stand instansi atau akademisi,” kata Antiek.
Selain itu, Antiek menyebut, Festival Urban Farming juga diisi dengan rangkaian workshop pengembangan budidaya tanaman anggrek dan buah melon. Tak hanya itu, festival ini disemarakkan pula dengan lomba tanam melon oleh kelompok tani yang diikuti sebanyak 80 peserta.
“Kemudian ada gelaran lomba dan pameran foto instameet pesisir Surabaya yang diikuti oleh 69 peserta. Lalu, ada pameran tanaman hias Surabaya sebanyak 14 stand yang terdiri dari jenis anggrek, kaktus, tillandsia, bonsai dan lain-lain,” paparnya.
Tak hanya itu, Antiek menambahkan, Festival Urban Farming juga disemarakkan dengan gelaran Cat Show Wali Kota Cup VI Tahun 2023. Gelaran ini dilaksanakan pada tanggal 4 Juni 2023 di Mal BG Junction Surabaya.
“Juga ada event kontes kucing oleh asosiasi Bungkul Cat Lovers Surabaya dengan jumlah target peserta sekitar 200 orang yang akan dilaksanakan pada tanggal 4 Juni di BG Junction,” pungkasnya. (*/red)
Tags: Festival Urban Farming Surabaya, Pameran Tanaman Hias, Produk Pertanian
Berita Terkait
Tinggalkan komentar
Silahkan masuk atau daftar terlebih dahulu untuk memberi komentar.