Anggota Fraksi PDI Perjuangan Harus Jadi Mata, Telinga, Otot, dan Otak Partai
SR, Jakarta –Wakil Ketua MPR RI Ahmad Basarah menegaskan tugas kader PDI Perjuangan sebagai anggota parlemen adalah menyampaikan kebenaran dan bersatu dengan rakyat untuk tujuan semata-mata kesejahterakan rakyat.
Tugas tersebut merupakan implementasi dari tema Rakernas V PDI Perjuangan “Satyam Eva Jayate : Kekuatan Persatuan Rakyat, Jalan Kebenaran Yang Berjaya”. Pelaksanaan prinsip-prinsip itu diembankan kepada anggota DPRD melalui tugas dan fungsinya dalam hal legislasi, anggaran dan pengawasan.
“Baik buruknya nasib rakyat ditentukan oleh partai politik melalui para petugas partainya di legislatif. Dan setiap anggota Fraksi PDI Perjuangan di DPRD dituntut menjadi mata dan telinga, otot serta otaknya partai,” kata Basarah membacakan naskah pidato Puan Maharani pada acara pembukaan Bimbingan Teknis (Bimtek) anggota DPRD Provinsi dan Kabupaten/kota Fraksi PDI Perjuangan se-Indonesia, di Jakarta, Kamis (23/5/2024). Puan tidak bisa hadir karena menghadiri acara KTT World Water Forum (WWF) di Bali.
Dalam menjalankan tugas dan fungsi DPRD, semua anggota DPRD Fraksi PDI Perjuangan tersebut tidak berjuang dalam ruang hampa ataupun ruang bebas. Kader partai terikat oleh aturan main organisasi kepartaian yang memiliki ideologi, aturan hukum serta keputusan-keputusan PDI Perjuangan. Hal itu tertuang dalam Pasal 7 ART PDI Perjuangan.
Sebagai petugas partai di lembaga legislatif, mutlak diperlukan pemahaman ideologi, politik dan keorganisasian PDI Perjuangan. Hal ini agar tidak terjadi keterputusan antara jiwa dan raga kader partai di lembaga legislatif.
“Percuma jika raga-nya PDI Perjuangan tetapi tidak memiliki jiwa-nya partai. Percuma berbaju PDI Perjuangan tetapi isi hati dan wataknya bukan PDI Perjuangan,” tandas Basarah. Ia juga mengilustrasikan ada fenomena anggota legislatif, setelah terpilih berjuang tanpa arah, individualis bahkan pragmatis, sekedar menjadikan kekuasaan sebagai ajang peningkatan status sosial dan pengumpulan pundi-pundi materi.
Hal tersebut menjadi tantangan besar kader partai di tengah arus liberalisme politik yang mendewakan materi sebagai ‘tuhan’ baru di dunia politik. Nilai-nilai individualisme telah menggusur semangat gotong royong di antara kader partai.
“Jika ini dibiarkan, cepat atau lambat partai ini akan ditinggalkan dan tergilas arus sejarah yang penuh gelombang liberalism dan pragmatism,”. (*/red)
Tags: Ahmad Basarah, Anggota Fraksi PDI Perjuangan, bimtek, Rakernas ke-5
Berita Terkait
Tinggalkan komentar
Silahkan masuk atau daftar terlebih dahulu untuk memberi komentar.