Wisata Raja Ampat Harus Libatkan Masyarakat Adat

Yovie Wicaksono - 22 August 2017
SIswa Sekolah Dasar di Raja Ampat. Foto : (Istimewa)

SR, Papua – Dewan Adat Raja Ampat meminta pemerintah pusat untuk memberikan dukungan fasilitas wisata bahari standar internasional kepada masyarakat adat untuk mengelola secara mandiri. Keterlibatan masyarakat adat dinilai sebagai dalam menjaga kelangsungan alam agar tidak dirusak dan dieksploitasi secara berlebihan.

Ketua Dewan Adat Raja Ampat Paul Fincen Mayor mengatakan, pembangunan di Raja Ampat, Papua Barat, yang merupakan tujuan wisata selama ini belum menyentuh dan menguntungkan masyarakat adat.

“Pengembangan wisata laut di seluruh titik tujuan pariwisata Raja Ampat belum dapat dirasakan langsung masyarakat adat. Begitupun seluruh agenda festival di Raja Ampat, termasuk Festival Bahari Raja Ampat, belum dinikmati masyarakat adat,” kata Paul Mayor, Selasa (22/8/2017)

Paul menegaskan, selama ini masyarakat adat hanya menjadi penonton pembangunan, sehingga praktis hanya tujuan wisata Pianemo saja yang melibatkan masyarakat adat penduduk sekitar, yaitu Kampung Saukabu, Kampung Saupapir dan Kampung Paam. Itupun, karena masyarakat adat dari tiga kampung tersebut berani bernegosiasi dengan pemerintah Raja Ampat agar pengelolaan Pianemo melibatkan mereka.

Dalam menyelenggarakan pembangunan, Paul meminta pemerintah untuk tidak mengesampingkan Papua Barat sebagai Daerah Otonomi Khusus yang masih menjunjung tinggi hukum adat.

Sementara itu, Kepala Kampung Saukabu, Ariel Fakdawer mengatakan, sebelum warga Kampung Saukabu, Saupapir dan Paam terlibat dalam mengembangkan wisata di kawasan Pianemo dan sekitarnya, banyak aktivitas illegal fishing ataupun nelayan yang menggunakan bom ikan

Saat ini, praktik ilegal yang merusak alam tidak dilakukan oleh penduduk asli ketiga kampung. Justru, warga ketiga kampung itu bersama-sama melakukan patroli rutin mingguan agar perusakan alam tidak terjadi lagi.

Terkait dengan pengembangan wisata di Raja Ampat, sebelumnya telah digelar Musyawarah Adat Byak Betew pada 19-21 Agustus 2017 di Kampung Saukabu. Dalam musyawarah ini dihasilkan beberapa rekomendasi, diantaranya bersepakat untuk secara bersama-sama mendorong diresmikannya 3 kampung sebagai kampung adat sekaligus menjadi tujuan wisata adat Raja Ampat, meminta pemerintah untuk membangun insfratruktur transportasi dari Sorong – Waesai – Pianemo agar memudahkan wisatawan berkunjung di Pianemo dan tiga kampung (Paam, Saukabu dan Saupapir) sebagai daerah transit serta dukungan BUMD Raja Ampat dan pemerintah pusat untuk pengembangan bisnis lokal masyarakat adat kampung Saukabu. (ng/red)

Tags: , ,

Berita Terkait

Tinggalkan komentar

Silahkan masuk atau daftar terlebih dahulu untuk memberi komentar.