Warga Klotok Dilibatkan dalam Penanggulangan Kebakaran Hutan

SR, Kediri – Puluhan warga yang tinggal di lereng kaki Gunung Klotok, tepatnya di Desa Manyaran, Kecamatan Banyakan, Kabupaten Kediri, mendapatkan edukasi tentang simulasi penanggulangan bencana kebakaran hutan dan lahan yang dilakukan di kawasan hutan petak 128.
Sebelum simulasi dilaksanakan, puluhan warga Desa Manyaran, anggota Polsek Banyakan, anggota Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), petugas Pemadam Kebakaran dan Perhutani terlebih dahulu mengikuti apel kesiapsiagaan yang dipimpin Kapolres Kediri Kota AKBP Miko Indrayana.
Dalam keterangannya, AKBP Miko Indrayana menjelaskan apel kesiapsiagaan ini digelar dalam rangka antisipasi terjadinya kebakaran hutan dan lahan di wilayah kota serta kabupaten.
“Disini disimulasikan pencegahan sekaligus penanganan apabila terjadi kebakaran hutan,” kata AKBP Miko Indrayana, Rabu (14/10/2020).
Diharapkan dengan adanya simulasi ini, warga yang tinggal lingkungan sekitar dapat berperan aktif dalam mencegah terjadinya kebakaran hutan dan lahan.
Sementara itu, Wakil Administratur Perhutani Kediri, Beny Mukti mengatakan, pihaknya sudah memetakan daerah mana yang berpotensi terjadinya kebakaran hutan.
Ia mengatakan, luas hutan yang masuk dalam wilayah hukum Polres Kediri Kota ada sekitar 12500 hektar, yang dimana 100 hektar diantaranya dipetakan menjadi daerah rawan terjadinya kebakaran hutan, termasuk di Desa Manyaran, Kecamatan Banyakan.
“Namun demikian kami beserta Polri-TNI, tetap bersinergi dalam memberikan penyuluhan kepada masyarakat,” ujar Beny Mukti.
Diakui Beny Mukti, pengalam dari tahun sebelumnya saat terjadi kebakaran hutan, pihaknya terkendala peralatan untuk melakukan pemadaman. Meski begitu pihaknya tetap berupaya untuk menyediakan peralatan pemadam yang praktis bisa dibawa naik ke atas.
Ia menyebut ada tiga faktor yang menyebabkan terjadinya kebakaran lahan dan hutan. Diantaranya sumber api, oksigen dan bahan bakar.
“Ketiga faktor ini berpengaruh pada terjadinya kebakaran hutan. Memang tidak mungkin kebakaran hutan ini terjadi secara alami. Nah makanya kita melihat faktor apinya,” kata Beny Mukti.
Sementara itu dalam simulasi penanggulangan bencana kebakaran hutan dan lahan di praktekan bagaimana caranya memadamkan api menggunakan peralatan manual berupa gepyok dan ilaran. Peralatan manual ini dinilai efektif digunakan apabila lokasi terjadinya kebakaran berada diatas dan sulit dijangkau.
Kepala Resort Pemangku Hutan, Sutarno menjelaskan, hutan petak 128 di Desa Manyaran paling rentan mengalami kebakaran hutan lantaran struktur tanahnya masuk dalam kategori kritis serta banyak ditumbuhi pohon jati. (rh/red)
Tags: bpbd, kebakaran hutan
Berita Terkait
Tinggalkan komentar
Silahkan masuk atau daftar terlebih dahulu untuk memberi komentar.