Said Abdullah : Proses Pemilu 2024 Jadi Jalan Terjal PDIP
SR, Surabaya – PDI Perjuangan (PDIP) kembali menjadi partai pemenang Pemilu 2024. Berdasarkan hasil rekapitulasi nasional, Rabu (20/3/2024) malam, PDIP meraih suara sebanyak 25.387.279. Kemudian, disusul Partai Golkar dengan mendapat 23.208.654 suara dan Partai Gerindra dengan 20.071.708 suara.
Kemenangan beruntun ketiga ini menjadi bukti jika partai yang dipimpin Megawati Soekarnoputri ini masih menjadi pilihan rakyat. Meski mengalami penurunan suara,dibandingkan dengan jumlah suara sah Pileg DPR RI 2019 yang mencapai 151.796.630 suara, maka PDI-P berhasil meraup 16,72 persen suara.
Terkait hasil ini, Ketua DPD PDIP Jatim, Said Abdullah memberikan sejumlah catatan. Menurutnya, perjalanan Pemilu 2024 bagi PDIP adalah jalan terjal. Partai berlambang banteng moncong putih ini seperti dejavu, mendapatkan tekanan sana sini dari kekuasaan. Hampir mirip era Orde Baru.
Meski menghadapi jalan terjal, katanya, PDIP tetap berkeyakinan, kewarasan rakyat tetap terjaga. Menjaga konstitusi dan demokrasi memang mahal harganya. Dengan keyakinan ini, Said mengatakan, PDIP tetap tegak berdiri, meskipun ditinggalkan oleh kekuasaan. Hasilnya lebih dari 25 juta rakyat menyandarkan harapannya di partai ini.
Dengan kepercayaan rakyat ini, kata Said, pihaknya akan terus berbenah untuk meningkatkan kapasitas kelembagaan, dan meningkatkan kualitas sumber daya, yang akan diabdikan untuk kepentingan rakyat.
“Kami meyakini, partai adalah pilar penting bagi pelembagaan demokrasi. Partai sekaligus tempat untuk menyemaikan semangat kegotong royongan, dan mengikis watak individualistis. Partai memegang peran penting, yakni mengemban tugas sebagai sumber rekrutmen kepemimpinan sipil di semua tingkatan. Itulah sebabnya dengan kepercayaan rakyat pada Pemilu 2024, PDI Perjuangan akan menguatkan perannya sebagai tempat kaderisasi bagi kepemimpinan bangsa dan negara ke depan,” tegasnya, Kamis (21/3/2024).
Politikus asal Sumenep ini menambahkan, sudah menjadi rahasia umum ada kalangan yang ingin mencoba melabrak konstitusi, ingin mengubah periodesasi jabatan presiden, yang berdasarkan UUD 1945 dibatasi hanya dua periode dan menunda pemilu.
Mereka dinilai mengajak PDIP, untuk mengubah konstitusi agar jabatan Presiden dapat diperpanjang lagi. Meski secara politis sangat menguntungkan, namun kepentingan konstitusi tidak bisa dikalahkan oleh apapun.
“Ibu Ketua Umum Megawati Soekarnoputri tegas tanpa tedeng aling-aling PDI Perjuangan menolak menghianati perjuangan reformasi untuk mengubah batasan konstitusi tentang periodesasi jabatan Presiden. PDI Perjuangan konsisten menaaati konstitusi negeri ini, yang diperjuangkanan melalui reformasi dengan pengorbanan darah dan air mata serta jiwa rakyat,” katanya.
Melalui pembatasan kekuasaan, Said meyakini demokrasi tetap terjaga, dan tidak menjelmakan kekuasaan untuk kepentingan pribadinya.
Dijelaskan juga bahwa dalam perjalanan Indonesia, sejak Reformasi tahun 1998 tidak ada partai yang memenangkan Pemilu lebih banyak dari PDI Perjuangan. “Tentu tidak dimaksudkan untuk jumawa. Sampai saat ini, sejak reformasi sudah empat kali PDI Perjuangan berhasil memenangkan pemilu bahkan berhasil tiga kali berturut-turut. Lagi-lagi bukti tak terbantahkan betapa sebagian besar rakyat Indonesia sangat mencintai dan mempercayai PDI Perjuangan. Dan, kepercayaan inilah yang dijaga sepenuh jiwa oleh PDI Perjuangan,” ungkap caleg peraih suara terbanyak nasional ini.
Pada konteks inilah, menurut Said, berbagai pernyataan provokatif yang ingin menghancurkan PDIP memperlihatkan kentalnya kepentingan politik jangka pendek. Sekadar memenuhi syahwat kekuasaan untuk terus berkuasa. Mereka berupaya merusak citra dan karakter PDIP, bahkan menekan partai melalui alat-alat kekuasaan, hanya semata-mata karena partai ini tidak bisa memenuhi syahwat kekuasaan tersebut. (*/red)
Berita Terkait
Tinggalkan komentar
Silahkan masuk atau daftar terlebih dahulu untuk memberi komentar.