Presiden Minta ICMI Matangkan Perumusan Ekonomi Pasar Pancasila

Yovie Wicaksono - 9 December 2017
Presiden Joko Widodo menghadiri acara pembukaan Silaturahmi Kerja Nasional (Silaknas) ICMI se-Indonesia, dan Hari Ulang Tahun ke-27 ICMI, di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat (foto : istimewa)

SR, Bogor – Presiden Joko Widodo mengapresiasi pemikiran-pemikiran besar yang dituangkan para tokoh hebat yang tergabung dalam Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI), untuk membangun Tanah Air. Salah satunya adalah pemikiran tentang Ekonomi Pasar Pancasila, yang dicetuskan oleh Bacharuddin Jusuf Habibie selaku Ketua Dewan Kehormatan ICMI.

Kepala Negara meminta para anggota ICMI untuk merumuskan pemikiran tersebut, ke dalam proses perencanaan yang matang agar dapat segera diimplementasikan oleh pemerintah.

“Saya sekali lagi menunggu hasil dari Ekonomi Pasar Pancasila tadi, yang disampaikan oleh Beliau (Bacharuddin Jusuf Habibie),” kata Presiden Joko Widodo, dalam acara peresmian pembukaan Silaturahmi Kerja Nasional (Silaknas) ICMI se-Indonesia, dan Hari Ulang Tahun ke-27 ICMI, di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Sabtu (9/12/2017).

Menurut Jokowi, pemikiran tersebut sesuai dengan kondisi dan permasalahan yang dihadapi Indonesia saat ini, yaitu masalah kesenjangan dimana tidak hanya antara kaya dan miskin tapi juga kesenjangan antar wilayah. Guna mengatasi hal tersebut, pemerintah telah berkomitmen untuk melakukan pembangunan yang merata, mulai dari daerah perbatasan hingga seluruh pelosok Tanah Air.

“Tapi yang paling penting menurut saya bahwa keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia ini, betul-betul bisa kita implementasikan dengan pembangunan yang sekarang ini kita lakukan,” ujar Jokowi.

Lebih lanjut, ia juga menyatakan bahwa saat ini pemerintah telah memulai pelaksanaan sejumlah program, mulai dari redistribusi aset hingga pembangunan bank wakaf mikro, sebagai salah satu upaya untuk mengurangi kesenjangan ekonomi sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia.

“Saya kira memang ini persoalan yang besar bagi bangsa kita ke depan, bagaimana agar gini ratio dan kesenjangan itu betul-betul bisa kita ciutkan dan tidak semakin melebar,” imbuh Jokowi.

Isu keamanan juga tidak luput dari arahan Presiden Jokowi kepada para anggota ICMI. Terlebih saat ini stabilitas keamanan dan perdamaian dunia sedang diuji, setelah sikap sepihak Presiden Amerika Serikat yang mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.

“Ini sungguh sangat mengejutkan, menjengkelkan, mendongkolkan,” ungkapnya.

Jokowi menambahkan, saat terakhir kali bertemu Presiden Amerika Serikat Donald Trump dalam KTT ASEAN beberapa waktu lalu, keduanya masih berhubungan baik serta berbincang hangat saat jamuan makan malam.

“Saat makan malam kebetulan jejer dengan istri saya di sini terus, Presiden Trump di sini, saya di sini ngajak ngomong istri saya terus. Sepanjang makan malam ngajak ngomong Bu Jokowi, saya juga saya liatin terus,” lanjutnya.

Oleh karena itu, ia meminta anggota ICMI untuk bersama-sama dengan pemerintah, mempersiapkan diri menghadapi segala perubahan-perubahan dunia yang begitu sangat cepatnya. Baik perubahan di bidang teknologi, ekonomi, hingga sikap politik antar suatu negara.

Terlebih saat ini Indonesia diberikan kepercayaan oleh dua negara yang sedang mengalami konflik, yaitu Afghanistan dan Myanmar. Kekaguman Afghanistan terhadap kerukunan di Indonesia, membuahkan harapan agar Indonesia bisa ikut berperan menjadi mediator, pada konflik-konflik yang ada di Afghanistan supaya segera dapat diselesaikan.

Sedangkan untuk Myanmar, Indonesia merupakan satu-satunya negara yang diberikan kepercayaan dan akses masuk untuk melakukan kegiatan kemanusiaan. Bahkan, PBB juga menyatakan dukungannya kepada Indonesia, untuk membantu menyelesaikan krisis kemanusiaan di Rakhine State, Myanmar.

“Beliau (Sekjen PBB Antonio Guterres) sampaikan, PBB di belakang penuh Indonesia dalam rangka ikut menyelesaikan problem yang ada di Rohingya, di Rakhine State, karena mereka (PBB) nggak bisa masuk,” ujar Jokowi.

Dengan tugas dan tanggung jawab tersebut, Presiden Jokowi mengajak seluruh anggota ICMI dan masyarakat Indonesia untuk terus menjaga persatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia, dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika, Pancasila, dan Undang-Undang Dasar 1945.

“Kita sangat berharap sekali pada ICMI, agar memberikan pemikiran-pemikiran besar dan insyaallah Indonesia akan menjadi negeri yang baldatun, toyibatun, warobbun gofur,” pungkas Jokowi.(ns/red)

Tags: , ,

Berita Terkait

Tinggalkan komentar

Silahkan masuk atau daftar terlebih dahulu untuk memberi komentar.