Politisasi Picu Pertentangan dalam Masyarakat

SR, Surabaya – Putri pertama Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Alissa Wahid mengatakan, politisasi dapat menjadi pemicu pertentangan dalam masyarakat.
“Akhir-akhir ini kita berada pada kondisi yang penuh dengan pertentangan, tarik-tarikan, dan pemicu utamanya adalah konstelasi politik. Indonesia makin lama makin politis, urusan apapun menjadi politis,” kata Alissa dalam Dialog Kebangsaan bersama Gerakan Suluh Kebangsaan di Stasiun Surabaya Gubeng, Kamis (21/2/2019).
Selain itu, adanya sikap merasa mayoritas juga menjadi salah satu tantangan besar bangsa ini yang lahir karena adanya keberagaman yang menjunjung tinggi perbedaan, toleransi, dan gotong royong.
“Ini adalah problem besar untuk kita, karena kalau kita tidak bisa menyelesaikan perbedaan ini, kita tidak bisa memanfaatkan revolusi industri . Saat yang lain sudah bilang piknik ke bulan, kita masih sibuk membahas siapa orang tua pemimpin kita, apa latar belakangnya, Jum’atan dimana,” tambah Alissa.
Hal ini diperparah dengan banyak kabar bohong yang sengaja dihembuskan agar masyarakat membenci dan memusuhi yang berbeda dengan dirinya, karena yang diungkapkan, dan dikuatkan adalah rasa tidak percaya.
Alissa mengibaratkan sebuah kepercayaan bagaikan udara, yang keberadaannya tidak terasa, namun sangat berarti adanya.
“Rasa percaya itu seperti udara, saat ada tidak terasa, tapi saat tidak ada udara kita bisa mati. Rasa percaya dimulai kepada individu calon pemimpin kita, kalau tidak percaya nanti akan melebar pada ketidak percayaan pada organisasi negara. Kalau kita tidak percaya pada negara maka masing-masing kelompok akan main hakim sendiri memperjuangkan nasibnya sendiri, lalu bagaimana dengan membertahankan persatuan?,” pungkas Alissa. (fos/red)
Tags: alissa wahid, anak gus dur, gus dur, hoax, kebencian, keberagaman, kepercayaan masyarakat, konstalasi politik', perbedaan dalam masyarakat, politisasi
Berita Terkait
Tinggalkan komentar
Silahkan masuk atau daftar terlebih dahulu untuk memberi komentar.