Peran Etnis Tionghoa di Kota Pahlawan

Yovie Wicaksono - 14 January 2023
Penulis buku Soerabaja Tempo Doeloe, Dukut Imam Widodo. Foto : (Agatha Rostin/Super Radio)

SR, Surabaya – Perjalanan kota Surabaya tidak bisa dilepaskan dari peran etnis Tionghoa. Hal ini dikatakan penulis buku Soerabaja Tempo Doeloe, Dukut Imam Widodo dalam diskusi “Kisah Para Peranakan dan Bupati Surabaya” di Lodji Besar, Peneleh, Surabaya, Jumat (13/1/2023) malam.

Dukut menyebut awal mula peran orang Tionghoa di kota Surabaya, karena adanya “PACHT” atau  hak monopoli dan Perdagangan.

Pemerintah Belanda  di masa itu, menawarkan PACHT dengan bantuan orang Tionghoa.

PACHT sendiri memiliki beberapa jenis antara lain PACHT House Gaden, PACHT Prostituutio dan Jembatan Timbang.

“Orang Tionghoa dapat mengelola PACHT dengan sebaik mungkin melalui jembatan timbang,” ujar Dukut.

Pada masa itu, setiap orang yang melewati jembatan timbang harus membayar untuk mendapatkan layanan ekslusif.

Oleh karena itulah, di Surabaya, orang Tionghoa memiliki darah daging pedagang mulai dari kelas bawah hingga atas.

“Contoh dari perdagangan kelas bawah adalah juragan Mendreng, yaitu pedagang keliling kampung untuk berjualan barang – barang pribadi diantara lain perlengkapan alat mandi,” terang Dukut.

Selain dikenal ahli di bidang ekonomi, orang Tionghoa di Surabaya juga mulai berkecimpung di bidang politik pada era  1908 – 1930 an.

Ketika itu,  mereka mendirikan beragam media massa dan banyak memilih menjadi jurnalis. Media massa ini bertujuan untuk mempengaruhi kebijakan sekaligus perlawanan terhadap pemerintahan Belanda waktu itu.

Tidak itu saja, mereka juga memiliki Oen San Boo, yang dikenal sebagai Menteri di Kabupaten Surabaya ketika itu. Oen San Boo sendiri diabadikan menjadi nama jalan Sambongan.

Bekas-bekas peran Tionghoa di Surabaya juga bisa dilihat di beberapa kawasan yang saat ini menjadi Pecinan. Seperti Kembang Jepun, Bongkaran, Jagalan, Slompretan dan kawasan di sekitarnya.

Sekadar informasi, selain Dukut, dalam diskusi ini hadir pula Alfian Limardi selaku peranakan Tionghoa yang kini menjadi anggota DPRD Surabaya, serta Wakil Ketua DPRD kota Surabaya AH Thony. (ag/red)

Tags: , , ,

Berita Terkait

Tinggalkan komentar

Silahkan masuk atau daftar terlebih dahulu untuk memberi komentar.