Pemkot Kediri Bina Ratusan Anak Punk

Yovie Wicaksono - 21 January 2017
Anak Punk di Kota Kediri didata dan diberi pembinaan oleh Dinas Sosial dan instansi terkait (foto : Superradio/Fendhy Lesmana)

SR, Kediri – Sekitar 100 anak Punk di Kediri mendapatkan bekal keterampilan dan pendidikan dari Pemerintah Kota Kediri. Dari 100 orang anak Punk itu, sembilan belas diantaranya sudah diakomodir dan diberi pelatihan setiap hari Rabu dan Kamis, dalam bentuk keterampilan membatik dan pendidikan ilmu pelajaran.

“Kami tempatkan mereka di salah satu rumah pegawai kami, untuk diberi keterampilan membatik dan ilmu pengetahuan, juga ilmu tentang agama,” kata Agus Suharmaji selaku Kepala Bidang Pendidikan Non Formal, Dinas Pendidikan Kota Kediri.

Data yang dihimpun Satuan Polisi Pamong Praja Kota Kediri menyebutkan, jumlah anak Punk di Kota Kediri saat ini lebih dari seratus orang, yang tercatat sebagai Warga Kota Kediri. Anak Punk yang diberikan bekal pelatihan dan ilmu pengetahuan kebanyakan adalah yang berstatus sebagai siswa putus sekolah.

“Diantaranya ada yang tidak lulus SD dan SMP,” singkatnya.

Salah satu penyebab putus Sekolah dan tidak mau melanjutkan studinya, karena masalah ekonomi serta korban keluarga yang berantakan. Dari sembilan belas anak Punk yang sudah diberi bekal keterampilan, hampir 80 persen menyatakan diri mau berubah dan tidak mau kembali ke jalanan.

“Memang ada yang masih di jalan untuk ngamen, tetapi penampilanya sudah berubah tidak seperti dulu lagi.” terang Agus Suharmaji yang siap mengakomodir keinginan mereka jika sungguh-sungguh mau berubah.

Pelatihan dan bimbingan yang diberikan Pemkot Kediri, kata Agus, untuk mengajak mereka berubah cara pikir dan pandangan mengenai masa depan. Salah satunya melalui perubahan cara pandang (image) mengenai anak Punk, sehingga ini dapat diikuti oleh anak Punk yang lain.

Selain itu, rencananya Dinas Pendidikan akan memasukan kelompok binaannya ke Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat. Disana mereka akan mendapat keterampilan seperti membuat Es Puter, potong rambut, serta keterampilan lainnya yang dapat membuat mereka menjadi mandiri di masa mendatang.

“Yang penting mereka mau berubah dulu. Nggak usah mikir biaya,” kata Agus.

Selain Dinas Pendidikan yang ikut dilibatkan dalam pembinaan anak Punk, ada juga Dinas Kesehatan, Dinas Sosial, Lembaga Perlindungan Anak, dan Satpol PP Kota Kediri.

“Bagi mereka yang tidak mampu, akan diberikan kartu untuk berobat, dengan syarat harus mengantongi surat dari Dinsos terlebih dahulu,” ujar Sismiati, Kepala Seksi Kesehatan Keluarga, Dinas Kesehatan Kota Kediri.

Smentara itu bagi anak Punk yang belum terakomodir untuk dilakukan pembinaan rutin, dilakukan pendataan dan pembinaan di kantor Satpol PP Kota Kediri, di Kecamatan Mojoroto, Jumat (20/1/2017) malam.

“Kalau sesuai data yang kita terima ada kurang lebih 100 anak Punk, yang belum terakomodir sekitar 30 anak kita lakukan pendataan,” ujar Kabid Trantip Satpol PP Kota Kediri, Nur Kamid.

Banyaknya anak Punk yang masih di bawah umur, atau berusia sekitar belasan tahun, mereka juga diberikan pendampinghan dan konseling dari Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Kota Kediri.

Anggota Komunitas Punk Kediri, Revi Pandega mengatakan, pendataan ini diharapkan dapat mengakomodir apa yang menjadi keinginan anak-anak Punk, seperti pemberian keterampilan dan lapangan pekerjaan.

“Bagi yang sudah putus sekolah, supaya dapat diusahan melanjutkan kembali. Bagi yang tidak bekerja dan hidup di jalanan, agar diberikan keterampilan untuk siap bekerja,” kata Revi yang telah menyampaikan aspirasinya ke Dinas Sosial dan Satpol PP Kota Kediri.(fl/red)

Tags: , , , ,

Berita Terkait

Tinggalkan komentar

Silahkan masuk atau daftar terlebih dahulu untuk memberi komentar.