Megawati Nilai Haul ke-55 Bung Karno Sangat Istimewa. Ini Alasannya

SR, Blitar – Ketua DPD PDI Perjuangan Jawa Timur, Said Abdullah membacakan sambutan Ketua Umum, Megawati Soekarnoputri di acara ziarah kebangsaan Haul ke-55 Bung Karno di Kota Blitar, Sabtu (21/6/2025).
Megawati mengatakan haul tahun 2025 menjadi tahun Istimewa, setelah nama Bung Karno sebagai Proklamator, Presiden pertama RI, serta Bapak Bangsa telah dipulihkan oleh Pimpinan MPR RI yang mencabut Tap MPR Nomor 33 Tahun 1967, serta menyatakan tuduhan Soekarno mendukung PKI tidak terbukti secara hukum dan dinyatakan batal demi keadilan.
“Bu Megawati bersyukur, karena pemulihan itu berarti ideologi Bung Karno dapat diterapkan sungguh-sungguh dalam berbangsa dan bernegara,” kata Said.
Selanjutnya Megawati menegaskan tema Haul ke-55 Bung Karno, yakni “Setialah pada sumbermu, kembali pada akar pondasi perjuangan. Akar dimana rakyat tumbuh dalam perjuangan dan nilai kebangsaan yang digali dari rakyat”.
Said berharap semua kader PDI Perjuangan khususnya dan masyarakat pada umumnya diberi kesempatan untuk mewujudkan mimpi-mimpi dan harapan Bung Karno. Para kader PDI Perjuangan bisa kembali kepada sumber dan akarnya, jangan sampai melupakan jati diri bangsa.
“Sederhananya, kalau bahasa nahdliyin kembali ke khittah. Kami kembali ke pada sumbernya, pada akarnya, jangan sampai melupakan diri yang punya jati diri bangsa. Jati diri itu yang tidak boleh ditinggalkan,” ujarnya. Jati diri yang dimaksud, yaitu, semangat bersama untuk gotong royong dalam meraih apapun di kehidupan kebangsaan.
Tugas kader tidak hanya mengenang, tapi melanjutkan perjuangan dengan mengokohkan solidaritas kader. “Kobarkan semangat Bung Karno di dada. Saatnya kembali pada akar, pada sumber kekuatan rakyat Indonesia. Solidkan barisan, setialah pada sumbermu untuk mencapai cita-cita Indonesia Raya,”cetusnya.

Pribadi Mandiri dan Disegani
Sementara itu Menteri Agama (Menag), Nasaruddin Umar dalam tausiahnya kepada peserta ziarah kebangsaan Haul Bung Karno mengatakan, sejarah tidak bisa melupakan orang besar (pahlawan). Barang siapa melupakan orang besar, maka akan dilaknat oleh sejarah.
“Beliau (Bung Karno) adalah orang yang menciptakan sejarah besar di Indonesia, maka itu wajar kita secara bersama-sama mendoakannya dan meneladaninya,” kata Nasaruddin.
Dikatakannya, bangsa Indonesia bisa merdeka dari penjajah seperti sekarang ini, salah satunya karena jerih payah Bung Karno. Karena itu, kewajiban moral bagi rakyat Indonesia sebagai penikmat kemerdekaan untuk mengenang Bung Karno.
“Kita tidak akan bisa menikmati kemerdekaan Indonesia tanpa beliau (Bung Karno), beliau (Bung Karno) adalah Proklamator. Malaikat pun akan tertegun menyaksikan orang yang rela menyampingkan egonya untuk kepentingan umat,” ujarnya.
Bung Karno, kata dia, tanpa anggaran bisa memerdekan Indonesia dari penjajah. Manusia lahir juga tanpa sehelai benang, tapi bisa berkarya dan berprestasi. “Jadi, pelajaran yang bisa kita ambil, yaitu, jangan bergantung siapapun, orang lain, bangsa lain, kita harus mandiri, inilah pelajaran yang paling berharga,” katanya.
“Bahkan Beliau (Bung Karno) adalah pribadi yang menjadi diri sendiri, beliau adalah pemimpin bangsa yang sangat percaya diri karena itu beliau disegani. Siapapun yang ingin disegani maka rasa percaya dirinya harus kuat,”tegasnya. (*/red)
Tags: blitar, Bung Karno, haul, Istimewa, megawati, pdip jatim, superradio.id
Berita Terkait
Tinggalkan komentar
Silahkan masuk atau daftar terlebih dahulu untuk memberi komentar.