Makanan Khas Jatim dalam Perayaan Maulid Nabi
SR, Surabaya – Bagi umat Islam, setiap tanggal 12 Rabiul Awal merupakan perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW. Dalam merayakannya, setiap daerah memiliki ciri khas yang berbeda-beda.
Selain itu, ada pula sajian khas dari Jawa Timur dalam merayakan Maulid Nabi tersebut. Berikut makanan khas Jawa Timur saat Maulid Nabi:
1. Nasi Tumpeng
Nasi tumpeng selalu hadir dalam setiap peringatan di Jawa, termasuk Jawa Timur. Pada bagian tengah, nasi tumpeng berisi nasi putih atau nasi kuning dan di pinggirnya diberi lauk pauk yang beragam seperti ayam goreng, mi goreng, telur ayam, kering tempe, dan lain sebagainya.
Dilansir dari Akademi Tata Boga Bandung, tumpeng merupakan kependekan dari “tumpaking penguripan tumindak lempeng tumuju Pangeran”, yang memiliki arti berkiblatlah kepada pemikiran bahwa manusia harus hidup menuju jalan Allah.
Sedangkan nasi tumpeng yang berbentuk kerucut dikaitkan dengan gunung, yang berarti tempat rena dan dinilai sakral oleh masyarakat Jawa, karena memiliki kaitan yang erat dengan langit dan surga. Kemudian nasi yang menjulang ke atas merupakan pengharapan agar kehidupan kita meningkat.
Sementara lauk pauk di sekeliling nasi tumpeng merupakan simbol dari tanah di sekeliling gunung. Lauk pauk yang bervariasi menjadikan kesejahteraan yang hakiki.
Selain itu, tumpeng juga mempunyai makna kebersamaan. Hal ini terbukti bahwa orang menyajikan tumpeng jika ada acara atau upacara yang disertai makan bersama.
2. Sego Ingkung
Dilansir dari Perpustakaan Digital Budaya Indonesia, sego ingkung merupakan kuliner tradisional khas Jawa yang berbahan dasar ayam yang dimasak secara utuh dengan bumbu-bumbu tertentu, biasanya disebut ayam ingkung.
Ayam ingkung memiliki arti menyayomi, yang diambil dari kata “jinakung” dan “menekung” yang berarti memanjatkan doa dalam bahasa Jawa kuno.
Sego ingkung juga biasa disebut dengan sego gurih atau nasi suci ulam sari. Terdiri dari nasi tumpeng berisi nasi gurih dengan lauk seekor ayam utuh dan berbagai lauk lain.
Sego gurih adalah nasi yang dimasak dengan menggunakan santan dan berbagai rempah. Beberapa tambahan bahan ini membuat nasi menjadi semakin gurih dan pulen. Oleh karena itu, nasi jenis ini disebut dengan sego (nasi) gurih.
Umumnya sego ingkung hanya disajikan pada kegiatan-kegiatan tertentu seperti upacara keagamaan, peringatan hari besar, selametan, dan upacara peringatan kematian.
Bahan-bahan dasar pembuatan ayam ingkung juga tidak luput dari filosofi dan simbolisasi. Sehingga diperlukan kajian lebih mendalam untuk melestarikan kuliner khas Jawa tersebut.
3. Endog-endogan
Merupakan makanan khas Banyuwangi, Jawa Timur. Endog-endogan berasal dari kata ‘endog’ yang berarti telur.
Cara penyajian endog-endogan adalah telur direbus biasa, lalu ditusuk dengan bambu kecil dan dihiasi kertas warna-warni. Telur tusuk yang dihias itu disebut ‘kembang endog’.
Setelah itu ‘kembang endog’ ditancapkan di jodang dan batang pisang yang dihias. Lalu, Jodang tersebut akan diarak keliling kampung dengan iringan musik tradisional. Dan telur baru boleh dimakan sebagai penanda peringatan Maulid Nabi. (*/vi/red)
Berita Terkait
Tinggalkan komentar
Silahkan masuk atau daftar terlebih dahulu untuk memberi komentar.