Makam Mbah Sumbo, Wisata Religi di Ujung Utara Surabaya

SR, Surabaya – Selain wisata sejarah, Kota Surabaya juga memiliki beberapa wisata religi yang patut untuk dikunjungi. Salah satunya makam Syekh Umar Sumbawa atau yang sering disebut Mbah Sumbo.
Berada di ujung utara Kota Surabaya, tepatnya di kampung Nambangan Perak, Kelurahan Kedung Cowek, Kecamatan Bulak, makam Mbah Sumbo jauh dari hiruk pikuk perkotaan. Suasana tenang, semilir angin yang sejuk, ditambah pemandangan Selat Madura, menjadi salah satu daya tarik tersendiri bagi peziarah.
“Selain ziarah, banyak masyarakat yang sengaja datang ke sini untuk muhasabah diri (introspeksi diri, red) karena di sini suasananya tenang, jauh dari keramaian,” ujar penjaga makam, Muhari.
Selama 6 tahun menjaga makam, Muhari mengatakan, setiap hari selalu ada saja peziarah yang datang, terlebih pada waktu malam hari hingga pukul 3 dini hari. Utamanya pada malam Jumat Legi dan malam Suro.
Para peziarah pun tak hanya berasal dari wilayah Surabaya Raya, melainkan juga dari Jawa Tengah, Kalimantan, hingga Sumbawa.
Mengenal Sosok Mbah Sumbo
Melansir beberapa sumber, Mbah Sumbo merupakan saudagar kaya dan juga pendakwah asal Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB) yang hendak bertemu dengan Syekh Syaikhona Kholil, ulama besar dari Bangkalan.
Namun belum sempat mendarat ke pulau Madura, perahu yang ditumpanginya diserang bajak laut di selat Madura. Syekh Umar Sumbawa terbunuh dan jasadnya dibuang begitu saja ke laut.
Sekira tahun 1880, beberapa warga Surabaya menemukan jasad di pinggir pantai yang tidak diketahui jati dirinya. Kemudian dibawalah jasad itu ke tengah laut agar tidak terdampar di tepi pantai utara Surabaya.
“Jasad itu ditemukan nelayan di sini, lalu warga memutuskan untuk membawa jasad itu kembali ke tengah laut, tapi anehnya jasad itu selalu kembali ke bibir pantai. Bahkan saat nelayan yang membuang belum sampai ke tepi pantai, jasadnya sudah lebih dulu tiba di tempat semula. Bahkan sampai dibawa ke tempat yang lebih jauh lagi sampai tiga kali, kejadian itu terus berulang,” kata Muhari.
Lantaran kejadian tersebut, salah seorang warga melaporkan hal itu ke KH. Hasbullah, seorang tokoh penyebar agama Islam di Surabaya yang juga dikenal sebagai salah satu santri Syekh Syaikhona Kholil Bangkalan yang tinggal di kawasan Nambangan.
Setelah mendapat laporan, KH Hasbullah meminta petunjuk Allah SWT dan diketahui bahwa jenazah yang hendak di buang ke tengah laut itu bukanlah orang sembarangan. Untuk itu, dirinya meminta warga segera mengebumikannya dengan lebih layak.
KH. Hasbullah berpesan kepada anak cucunya jika meninggal dunia ia ingin dimakamkan bersebelahan dengan Syekh Umar Sumbawa.
Kini haul Mbah Sumbo dan KH. Hasbullah, menjadi acara tahunan untuk mengenang jasa-jasa tokoh muslim tersebut yang dilakukan setiap bulan Safar tahun Hijriyah. (fos/red)
Tags: KH. Hasbullah, Makam Mbah Sumbo, Syekh Umar Sumbawa, Wisata Religi di Surabaya
Berita Terkait
Tinggalkan komentar
Silahkan masuk atau daftar terlebih dahulu untuk memberi komentar.