Hari Bumi, Kolaborasi Pengusaha dan Pecinta Lingkungan Tanami Arjuno-Welirang 1.000 Pohon

Yovie Wicaksono - 18 April 2025
PT Heinz ABC Indonesia melalui pabriknya di Pasuruan bersama Yayasan Campaka, dan Forum Koordinasi Daerah Aliran Sungai (DAS) Kabupaten Pasuruan aksi menanam 1.000 pohon  di area tangkapan air Curah Tangkil, Desa Dayurejo, Kab Pasuruan pada Kamis (17/4/2025). (sumber:rri)

SR, Pasuruan – Momen Hari Bumi setiap 17 April menjadi tantangan dalam menjaga pelestarian lingkungan. Memanfaatkan peringatan tahun ini yang jatuh pada Kamis (17/4/2025) ABC Indonesia menyatakan komitmennya.

Mereka melanjutkan program penanaman 1.000 pohon. Penanaman 1.000 pohon merupakan program tahunan ABC Indonesia. Langkah itu mendukung Konservasi Hutan dan Daerah Tangkapan Air (KHDTA).

Pada 2025 dilakukan sebagai bagian dari perbaikan tutupan lahan di Daerah Aliras Sungai (DAS) Pegunungan Arjuno dan Welirang. Dua pegunungan itu selain berada di Kabupaten Pasuruan, juga masuk wilayah tiga kota/kabupaten di Jawa Timur (Jatim).

Antara lain, Kabupaten Malang, Kota Batu, dan Kabupaten Mojokerto. Sedangkan yang di wilayah Kabupaten Pasuruan, merupakan kawasan hulu dari wilayah pabrik ABC Indonesia di Wonokoyo, Kecamatan Beji, Pasuruan, Jatim.

ABC di kawasan hulu berkolaborasi dengan Dinas Lingkungan Hidup dan Forum Daerah Aliran Sungai Kabupaten Pasuruan sejak 2015. Sekitar 10 tahun telah dilakukan penanaman 6.000-an pohon di berbagai kawasan daerah tangkapan air.

Upaya itu bagian dari komitmen 10.000 pohon mendukung konservasi hutan dan mata air. Menurut Pasuruan Plant Manager ABC Indonesia Hendry Pranadjaja Oeswadi, sejak awal beroperasi 1996, Pabrik ABC Indonesia di Pasuruan berkomitmen menghadirkan produk-produk terbaik.

“Kami berperan aktif menjaga kebaikan yang kita nikmati dari alam,” terang Hendry Pranadjaja Oeswadi sebagaimana siaran pers diterima RRI Malang pada Kamis (17/4/2025).

Jajarannya terus mengedepankan semangat kolaboratif untuk menghadirkan dampak positif bagi lingkungan dan masyarakat. Di antaranya, revitalisasi bersih sungai, penebaran bibit ikan di DAS Wrati, Kabupaten Pasuruan, serta dukungan peralatan dan kendaraan angkut sampah.

“Pada 2025 kami melanjutkan program penanaman 1.000 pohon, sebagai bagian dari upaya bersama memelihara dan meningkatkan kualitas sumber mata air bagi masyarakat,” rinci Hendry.

Di samping itu, penanaman dilaksanakan dalam bentuk kolaborasi multi-pihak yang melibatkan berbagai sektor. Mulai ABC Indonesia sebagai pelaku usaha, sekaligus pemrakarsa dan kontributor pendanaan.

Kemudian, Yayasan Cempaka sebagai LSM Lingkungan & Pemberdayaan Sosial sebagai mitra pelaksana utama. Selanjutnya disupervisi langsung dibawah koordinasi Dinas Lingkungan Hidup Kab Pasuruan.

Kegiatan juga melibatkan Forum Koordinasi Daerah Aliran Sungai (DAS) Kabupaten Pasuruan. Forum itu terlibat langsung dalam penentuan lokasi konservasi, monitoring, dan evaluasi program.

Kegiatan penanaman turut melibatkan Kelompok Petani Pengelola Hutan Desa. Mereka membantu pelaksanaan di lapangan. Mulai dari pengadaan bibit, penanaman, perawatan, serta penjagaan pohon yang ditanam.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Yayasan Cempaka Sarifudin Lathif menambahkan, secara spesifik lokasi yang menjadi fokus penanaman tahun ini kawasan Hutan Asuh di bawah pengelolaan Yayasan Cempaka, Perum Perhutani dan LPHD Lokajaya Binangun Desa Dayurejo.

Adapun 1.000 bibit tanaman yang dipilih akan disesuaikan dengan lokasi area dan kebutuhan petani dan masyarakat setempat. “Selain tujuan konservasi area resapan air, kegitan ini semoga turut meningkatkan perekonomi petani dan masyarakat dengan sistem agroforestri,’’ harap Sarifudin.

Secara umum ada tiga klasifikasi pemilihan jenis bibit yang dilakukan berdasarkan fungsinya. Antara lain, jenis tanaman konservasi mata air. Seperti beringin dan bambu. Kemudian jenis tanaman agroforestry (hasil buah). Seperti alpukat, nangka, durian, dan  kopi. Serta jenis tanaman rimba campur, seperti mahoni dan akasia.

Pada 2025, pohon yang ditanaman oleh ABC Indonesia terdiri dari 200 pohon kayu manis, 200 pohon alpukat, 300 pohon kopi, 100 pohon sintok, 50 pohon beringin, dan 150 pohon durian. Untuk memastikan kondisi pohon tetap terpantau dengan baik, kegiatan monitoring dan evaluasi dilakukan dua tahap setiap tahunnya.

Monitoring tahap pertama dilakukan pada saat pasca penanaman berupa pendataan dan pemasangan label tanam. Monitoring tahap kedua, yakni 6 bulan setelah penanaman untuk menghitung tingkat pertumbuhan pohon.

Seluruh kegiatan pendataan dan pengukuran dilakukan menggunakan teknologi aplikasi digital  (Bumi Baik Apps), yang akan memberikan informasi label pohon, foto pohon, titik koordinat penanaman, hingga pertumbuhan pohon dalam bentuk laporan dan peta (maps) digital.

Dari hasil monitoring dan evaluasi kehidupan tanaman yang dilakukan, didapati bahwa penanaman di tahun 2024-2025, persentase kehidupan tanaman mencapai 88 persen.

Tingkat kehidupan tanaman ini sesuai tingkat keberhasilan penanaman yang diatur dalam PermenLHK nomor 23 tahun 2021 tentang Pelaksanaan Rehabilitasi Hutan, yang menyebutkan tingkat keberhasilan penanaman minimal 75 persen pada awal penanaman.

“Selain berkontribusi terhadap kestabilan debit mata air Curah Tangkil, kegiatan penanaman pohon ini juga diharapkan akan membawa dampak positif bagi setidaknya 25 petani hutan yang tergabung di kelompok LPHD Loka Jaya Binangun sebagai pengelola wilayah,“ lanjut Sarifudin.

Sementara itu, Ketua Pengurus Lembaga Pengelola Hutan Desa Lokajaya Binangun Sugito menyambut baik kegiatan ini. Pihaknya mengapresiasi kolaborasi yang terjalin baik. Keterlibatan para pemangku kepentingan, khususnya kelompok masyarakat setempat merupakan hal yang sangat penting.

“Sehingga tidak hanya masyarakat dapat menikmati manfaat dari hasil panen untuk peningkatan kesejahteraan, tapi mereka juga ikut aktif memelihara pertumbuhan pohon-pohon ini secara optimal,” tukas Sugito. (*/rri/red)

Tags: , , , , ,

Berita Terkait

Tinggalkan komentar

Silahkan masuk atau daftar terlebih dahulu untuk memberi komentar.