Curah Hujan Tinggi, Petani Bawang Merah Banyuwangi Merugi
SR, Banyuwangi – Akibat curah hujan yang tinggi, para petani bawang merah di Desa Tembokrejo,Kecamatan Muncar Kabupaten Banyuwangi, mengeluh dengan tanamannya yang mulai membusuk.
Salah seorang petani bawang merah, Mukijo (45) mengatakan, tanaman bawang merah sudah terlihat membusuk. Hal ini terlihat pada bagian bonggol bawang dan daun yang mulai layu.
“Tanaman masih berumur sepuluh hari, ini sangat rentan membusuk jika terus terkena hujan,” ujarnya, Jumat (03/02/2017).
Agar bawang merah bisa aman, Mukijo harus semakin rajin melakukan perawatan dengan cara memeriksa tanaman dan penyemprotan.
“Kalau ada tanaman yang layu segera dicabut agar tidak menular ke lainnya,” ungkapnya..
Tanaman bawang merah adalah salah satu jenis tanaman yang tidak tahan terhadap air dalam jumlah banyak. Untuk itulah, Mukijo menyesuaikan suplai air dengan kebutuhan tanaman.
Curah hujan yang tinggi, juga memicu anjloknya harga bawah merah di tingkat petani. Saat ini, harga bawang merah di petani hanya Rp 15 ribu per kilogram. Padahal sebelumnya, harga bawang merah sempat mencapai Rp 30 ribu per kilogramnya.
Petani bawang merah lainnya, Imam (50), bahkan baru saja memanen tanaman bawang merah. Saat ini, bawang merah tersebut di simpan dalam gudang di rumahnya agar terlindung dari hujan.
“Kita simpan dulu sambil menunggu harga naik dan tak merugi,” katanya.
Imam menyebut hujan yang masih sering terjadi, berpengaruh terhadap kondisi bawang merah. Sebab, saat disimpan malah membusuk. “Kalau bonggol bawang busuk, tentu harganya jadi anjlok,” ujarnya.
Imam menjelaskan, dulu, bila panen bawang merah di musim penghujan selalu di simpan di atas langit-langit dapur yang terbuat dari bambu (pogo),agar terhindar dari suhu lembab dan air dan agar bawang mendapatkan hangat dari perapian tungku. (ka/red)
Tags: banyuwangi, bawang merah, Jawa Timur, pertanian, petani
Berita Terkait
Tinggalkan komentar
Silahkan masuk atau daftar terlebih dahulu untuk memberi komentar.