Ciptakan Ketahanan Pangan Melalui Kemandirian Pangan

Yovie Wicaksono - 26 January 2017
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman melihat bibit tanaman lombok dan berbagai tanaman pangan lain di BPTP Surabaya (foto : Superradio/Srilambang)

SR, Surabaya – Kementerian Pertanian menyiapkan 10 juta bibit tanaman cabai dalam 1 tahun, dan akan membagikan kepada masyarakat atau setiap rumah tangga secara gratis. Hal ini disampaikan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, saat melakukan penanaman cabai dan pembagian bibit cabai kepada masyarakat di Surabaya, Kamis (26/1).

Amran mengatakan, produksi bibit tanaman cabai akan terus dilakukan oleh Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP), agar dapat dibagikan kepada setiap rumah tangga, dalam hal ini ibu-ibu PKK di seluruh Indonesia.

“Dari Kementerian Pertanian kami siapkan benih, ini sudah menjadi kebijakan, menyiapkan benih untuk seluruh rumah tangga di seluruh Indonesia secara gratis.

Melalui pembagian bibit tanaman cabai ini, Amran berharap seluruh masyarakat dapat melakukan gerakan tanam cabai, sehingga kebutuhan akan cabai dapat terpenuni secara mandiri.

“Kita akan gerakkan terus untuk berproduksi, semua BPTP (Balai Pengkajian Teknologi Pertanian), 44 BPTP seluruh Indonesia, kami wajibkan. Kalau berlebih bisa diekspor,” ujar Amran.

Gerakan tanam cabai di pekarangan rumah dengan menggandeng PKK, bertujuan menekan harga cabai di pasaran yang masih pada kisaran Rp. 75 ribu hingga Rp. 120 ribu per kilogram.

Tingginya harga cabai rawit di pasaran menjadi keluhan banyak ibu rumah tangga. Pemerintah akan melakukan intervensi untuk menekan tingginya harga cabai dengan operasi pasar, serta pembagian benih cabai yang harus ditanam setiap keluarga di pekarangannya masing-masing.

Ibu rumah tangga yang pengusaha wanita dari Mojokerto, Marta Anigrahani mengatakan, mahalnya harga cabai serta bahan kebutuhan pokok lainnya yang memberatkan, harus dapat disiasati dengan menanam sendiri tanaman pangan termasuk cabai di pekarangan sendiri.

“Dengan mahalnya harga cabai sekarang, itu justru peluang bagi ibu-ibu PKK untuk menanam cabai biar lebih menekan angka ekonomi. Selain itu juga menanam sayuran lain, seperti terong dan kubis,” terang Marta.

Di Jawa Timur kata Gubernur Jawa Timur Soekarwo, terus mengupayakan stabilitas harga cabai maupun bahan kebutuhan pokok lainnya. Menurut Soekarwo, masih tingginya harga cabai di beberapa tempat, dipengaruhi kurangnya pasokan serta pengaruh cuaca dan hama yang menentukan kualitas serta jumlah produksi cabai.

“Cabai rawitnya surplus, cabai merahnya yang kurang karena ada hama jamur. Kalau harga itu ditentukan diluar, kalau diluar naik kan harganya terbawa naik, kalau produk nasionalnya naik baru kemudian harganya stabil,” papar Soekarwo.

Sementara itu Kementerian Pertanian juga melakukan kerjasama dengan Wahid Foundation, dalam bidang ketahanan pangan melalui penyediaan lahan untuk tanaman pangan. Direktur Wahid Foundation, Yenny Zannuba Wahid mengatakan, ketahanan pangan menjadi penting untuk diperjuangkan, karena persaingan global di masa mendatang lebih pada kesiapan negara menyediakan dan menyukupi bahan pangan secara mandiri.

“Memang sangat penting ditingkatkan ketahanan kita sebagai bangsa, salah satunya instrumennya melalui ketahanan pangan. Kalau rakyat Indonesia dari sekarang sudah mulai menanam apa yang bisa ditanam, maka kedepan kita akan jauh lebih kuat sebagai bangsa, dan negara tidak harus impor atau tergantung dengan negara lain,” jabar Yenny.

Selain itu, dalam hal ketanahan pangan, Wahid Foundation menggunakan pendekatan pertanian untuk memberdayakan mantan narapidana terorisme. Melalui usaha pertanian dengan modal dan sarana yang telah disediakan, mantan nara pidana terorisme tidak akan kembali lagi ke aktivitas yang melanggar hukum karena kebutuhan ekonominya sudah tercukupi.

“Menggunakan pendekatan pertanian dalam melakukan program deradikalisasi. Jadi eks Napi teroris akan dirangkul untuk bisa berdaya secara ekonomi. Kita harapkan ketika mereka mampu berdaya, mereka tidak kemudian kembali lagi ke jalan yang sesat,” tandasnya.(ptr/red)

Tags: , , ,

Berita Terkait

Tinggalkan komentar

Silahkan masuk atau daftar terlebih dahulu untuk memberi komentar.