Catur Wedha, Nasihat Pernikahan dalam Adat Jawa

SR, Surabaya – Adat Jawa terkenal dengan pedoman hidup yang amat tertata. Mulai dari lahir hingga meninggal, salah satunya adalah Catur Wedha yang merupakan salah satu pedoman hidup dalam hal pernikahan.
Catur Wedha dalam bahasa Indonesia berarti empat nasihat atau empat wejangan. Wejangan ini diberikan oleh calon mertua (pria) kepada calon menantu pria. Biasanya disampaikan atau dibacakan dalam malam midodareni yaitu malam di mana calon pengantin pria beserta keluarga menghantarkan seserahan kepada calon pengantin wanita.
Sesuai dengan tradisi, wejangan ini disampaikan atau dibacakan dengan menggunakan bahasa Jawa ngoko. Pemakaian bahasa Jawa ngoko karena ini merupakan wejangan (nasihat) dari pihak orang tua yang wajib dihormati oleh putranya.
Jika calon menantu prianya bukan keturunan Jawa, maka calon mertua pria tetap bisa memberikan wejangan ini dengan membacakannya dalam bahasa Indonesia.
Berikut ini adalah empat poin penting dari Catur Wedha.
1. Hangayomi (Mengayomi).
Pria harus melindungi istrinya dengan sepenuh hati. Sama halnya dengan orang tua melindungi anak-anaknya tanpa pamrih.
2. Hangayani (Menyejahterakan).
Pesan untuk kepala keluarga agar selalu bertanggung jawab untuk menyejahterakan kebutuhan istrinya.
3. Hangayemi (Memberi rasa nyaman).
Menciptakan rasa nyaman dalam keluarga agar membuat pasangan selalu memiliki segudang cinta tanpa alasan.
4. Hanganthi (Memimpin).
Pria harus menjadi panutan yang menahkodai perjalanan rumah tangga dengan bijak bersama istri dan anak-anaknya. (*/vi/red)
Tags: adat jawa, Catur Wedha, Nasihat Pernikahan, Pernikahan adat Jawa
Berita Terkait
Tinggalkan komentar
Silahkan masuk atau daftar terlebih dahulu untuk memberi komentar.