Cara Menidurkan Si Kecil Tanpa Drama

Yovie Wicaksono - 1 April 2022

SR, Jakarta – Tidur merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia seperti makan dan minum. Bagi bayi dan anak-anak, tidur merupakan prioritas utama. Tidur dibutuhkan agar tubuh si kecil dapat beristirahat, segar, dan mendapatkan energi baru.

“Sama seperti nutrisi, tidur juga berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan anak karena puncak produksi hormon pertumbuhan anak terjadi pada saat fase tidur malam,” ujar Dokter Spesialis Anak, Andina Chrisnawati Rahardjo dalam diskusi daring, Jumat (1/4/2022).

Menurut Andina, durasi tidur yang cukup akan memberikan anak cukup energi untuk membagun koneksi otak. Namun terkadang anak sulit untuk tidur, padahal anak membutuhkan durasi tidur yang lebih banyak daripada orang dewasa. 

“Masalah tidur pada anak membawa berbagai dampak, diantaranya adalah gangguan kardiovaskular, fungsi kognitif dan perilaku sehari-hari,” katanya.

Andina menjelaskan, kebutuhan tidur masing-masing usia berbeda dan akan semakin berkurang sesuai usia anak. Disampaikan, tidur pada bayi baru lahir bersifat terfragmentasi dan terbagi rata sepanjang siang dan malam hari. Adaptasi terhadap ritme 24 jam merupakan proses bertahap yang terutama diatur oleh kematangan jaringan saraf.

“Ritme baru terbentuk sempurna pada usia 4 bulan. Sekitar 1/3 (30,5 persen) anak berusia di bawah 1 bulan akan terbangun lebih dari 3 kali pada malam hari. Walaupun tidur secara bertahap akan mengalami konsolidasi, keadaan terjaga di waktu malam tetap lazim dijumpai bahkan hingga setelah lebih dari 3 bulan,” katanya.

Anggota Ikatan Dokter Indonesia ini mengatakan, bayi baru lahir dapat tidur sebanyak 16 – 18 jam sehari, tetapi durasi tidur ini akan berkurang dengan cepat dalam bulan-bulan pertama hingga menjadi 13 jam pada usia 6 bulan dan 12 jam pada usia 2 tahun. Tidur yang bersifat monofasik biasanya terjadi pada usia 3 sampai 5 tahun.

“Bayi usia 0-3 bulan disarankan untuk tidur sebanyak 14-17 jam per hari, bayi (infant) usia 4-11 bulan disarankan untuk tidur sebanyak 12-15 jam per hari, balita usia 1-2 tahun disarankan untuk tidur sebanyak 11-14 jam per hari, dan balita 3-5 tahun disarankan untuk tidur sebanyak 10-13 jam per hari,” kata dr. Andina.

Menurutnya, berbagai faktor lingkungan dilaporkan dapat mempengaruhi kualitas tidur pada anak. Contohnya suara bising dan keadaan rumah tangga yang padat, penyakit kronis seperti asma, alergi dan dermatitis atopic juga dilaporkan dapat mengganggu tidur. 

Selain itu, berbagai kebiasaan dan perilaku juga dihubungkan dengan gangguan tidur seperti sering menonton televisi atau menonton di saat akan tidur.

“Terdapat 3 jenis gangguan tidur pada anak yaitu disomnia, parasomnia, dan gangguan tidur sekunder. Gangguan tidur punya dampak negatif seperti pertumbuhan terganggu, gangguan konsentrasi, sistem imun tidak optimal, dan metabolisme terganggu,” katanya.

Andina pun membagikan beberapa tips agar anak, khususnya bayi bisa tidur pulas. Diantaranya yaitu bantulah bayi memahami bawah siang hari saatnya makan dan malam hari saatnya tidur atau istirahat, kenyangkan perut si kecil sebelum tidur, kenakan baju yang tepat, bersihkan badannya terlebih dahulu, atur suasana kamar sehingga nyaman untuk tidur, rebahkan bayi di tangan Ibu, lakukan buang air sebelum tidur.

“Agar anak dapat tidur teratur dan lelap, bisa dilakukan beberapa rutinitas seperti mendongeng, bernyanyi, membisikkan kata-kata mesra atau putar musik pengantar tidur. Menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman adalah cara terbaik untuk membuat bayi lebih cepat tidur dan jangka waktu tidurnya lebih Panjang, sehingga bayi tidak akan sering terbangun di malam hari,” kata Andina. (ns/red)

Tags: , ,

Berita Terkait

Tinggalkan komentar

Silahkan masuk atau daftar terlebih dahulu untuk memberi komentar.