Buka Jambore Pelajar Teladan, Mendikbud Minta Pelajar Jaga Semangat Kebhinekaan

Yovie Wicaksono - 7 August 2017
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy membuka Jambore Pelajar Teladan Bangsa Tahun 2017 (foto : Superradio/Niena Suartika)

SR, Jakarta – Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy membuka Jambore Pelajar Teladan Bangsa Tahun 2017 di Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta, Senin (7/8/2017). Ia mengingatkan para pelajar terpilih ini untuk menjaga semangat kebinnekaan.

“Untuk dunia yang semakin tidak menentu ini, tidak ada jalan selain kembali pada jati diri bangsa,” kata Muhadjir kepada 100 pelajar terpilih dari 48 kota/kabupaten, dan 19 provinsi di seluruh Indonesia.

Muhadjir berpesan agar para peserta jambore dapat saling berkomunikasi dengan baik, membangun jaringan untuk kemudian berkolaborasi untuk masa depan bangsa.

“Coba bayangkan dua puluh tahun dari sekarang, apa yang ingin anda lakukan untuk bangsa ini, bersama-sama,” ujarnya.

Ia juga menyinggung ancaman paham radikalisme dan intoleransi yang menyebar di media sosial. Muhadjir ingin agar sekolah dibanjiri dengan berbagai kegiatan untuk menyibukkan siswa dengan aktivitas yang positif.

Terkait pola komunikasi di media sosial saat ini, ia berpesan agar para siswa dapat menjaga diri dari godaan menyebarkan informasi palsu, fitnah, kebencian dan kemarahan.

“Kita seakan-akan berbicara dari hati, ternyata tidak pakai hati,” kata Muhadjir.

Muhammad Abdullah Darraz, Direktur Eksekutif Maarif Institute mengungkapkan kegiatan jambore untuk remaja ini merupakan partisipasi aktif dalam upaya membangun karakter bangsa sesuai dengan karakter ideologi Pancasila. Ia berharap jambore ini dapat membumikan nilai-nilai Pancasila yang menjadi dasar berbangsa dan bernegara.

“Hoax dapat merapuhkan sendi-sendi kebangsaan kita. Potensial memecah belah bangsa. Kita ingin membangun kesadaran kritis, khususnya dari generasi muda, untuk dapat menyaring informasi,” ujar Darraz.

Jambore Pelajar Teladan Bangsa yang diselenggarakan Maarif Institute bersama Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) sejak tahun 2012.  Tahun ini 100 orang peserta dipilih dari 300 orang pelajar di seluruh Indonesia. Dalam seleksi, para pelamar diminta untuk menyampaikan visi besar untuk Indonesia dalam bentuk esai.

Selama tujuh hari, dari tanggal 6 sampai dengan 12 Agustus 2017, para peserta jambore diajak untuk mengunjungi berbagai tempat-tempat bersejarah, tempat peribadatan, serta membangun kesetiakawanan sosial dengan mengunjungi panti sosial. Peserta juga berkesempatan melakukan diskusi interaktif dengan tokoh publik, serta ikut menyuarakan kebinnekaan dalam kampanye publik di kawasan kota tua.(ns/red)

Tags: , , , ,

Berita Terkait

Tinggalkan komentar

Silahkan masuk atau daftar terlebih dahulu untuk memberi komentar.