Batik Lukis Karya Guru Seni Rupa Ini Laris Manis

SR, Ponorogo – Seni membatik yang biasanya digunakan untuk bahan baku pakaian, ditangan Guntur Sasono (51) berubah menjadi sebuah hiasan dinding yang bernilai tinggi. Ditangan warga Desa Carat, Kecamatan Kauman, Kabupaten Ponorogo seni membatik dikembangkan menjadi seni lukis yang bernilai tinggi. Guntur membatik tidak hanya menggunakan canting, tapi juga guratan kuas lukis layaknya melukis pada kanvas.
Batik lukis karyanya berawal dari tahun 2009 saat mengajar muatan lokal seni budaya di SMAN 1 Kauman. Sang kepala sekolah meminta ada pelajaran membatik, kemudian bermodal darah seni yang memang ada pada dirinya kemudian belajar membatik secara otodidak.
“Saat itu saya yakin saja, diminta ada pelajaran membatik kemudian saya sanggupi dan belajar dari internet secara otodidak,” kata Guntur, Selasa (31/10/2017).
Alumni Jurusan Seni Rupa Universitas Negeri Surabaya angkatan 82 ini setiap menggambar lukisan batiknya selalu tanpa menggunakan sketsa terlebih dahulu. Sehingga, setiap ada inspirasi, Guntur menuangkannya kedalam kain katun. Bahkan Guntur bisa menjamin setiap lukisan batiknya tidak akan pernah ada yang menyamai bahkan oleh dirinya sendiri.
“Konsep saya one design one product, bahkan ketika pameran saya pernah ditantang untuk langsung menggambar tanpa sketsa batik terlebih dahulu,” terang Guntur.
Saat ini Guntur membeli semua bahan batiknya langsung dari Solo, mulai dari kain katun, tinta, dan malam. Menurutnya, meski di Ponorogo ada yang menjual tetapi untuk pilihan jenisnya tidak sebanyak seperti yang ada di Solo, yang memang pusatnya batik.
Produk batik Guntur tidak hanya mencakup lukisan, melainkan untuk keperluan fashion atau pakaian. Setiap potong kain batik lukis dengan keperluan fashion karyanya yang berukuran sekitar 2,1 meter dijual dengan harga Rp.1 Juta. Sedangkan untuk batik lukis untuk hiasan dinding untuk ukuran terkecil ukuran 1 x 1 meter biasa dijual dengan kisaran harga 5 jutaan.
“Untuk hiasan dinding saya membuat tidak terlalu besar, karena akan susah untuk membawa pada saat pameran,” terangnya.
Pangsa pasar batik lukis karya Guntur sangatlah luas. Meski dihargai jutaan rupiah setiap pameran di kota-kota besar seperti Surabaya karyanya laris manis. Hal ini dikarenakan pada awal mula merintis batik lukis di Jawa Timur hanya dirinya yang sanggup untuk mengadakan pameran.
“Karena terdorong ingin melestarikan budaya bangsa, saya membuat kelompok seniman batik lukis di Jawa Timur, tapi sayang, sampai saat ini hanya ada belasan seniman batik lukis yang terkumpul,” pungkasnya. (gs/red)
Berita Terkait
Tinggalkan komentar
Silahkan masuk atau daftar terlebih dahulu untuk memberi komentar.