Bangsring Under Water dan Grand Watu Dodol Ditunjuk Ikuti ACTC
SR, Banyuwangi – Dua tempat obyek wisata di kawasan utara Banyuwangi yaitu Bangsring Under Water (Bunder) dan Grand New Watudodol (GWD) ditunjuk oleh Kementerian Pariwisata RI untuk mewakili Indonesia mengikuti ajang bergengsi Kompetisi Wisata Bersih tingkat ASEAN (ASEAN Clean Tourist City Award/ACTC Award) 2017 pada Oktober 2017 mendatang.
Selain Banyuwangi, enam kota besar lainnya yang bakal mewakili Indonesia antara lain, obyek wisata yang ada di Kota Surakarta, Surabaya, Bandung, Singaraja, Batu dan Semarang.
“Kami merasa bangga bisa mewakili Indonesia dalam kompetisi level Internasional. Ini juga menjadi penyemangat kami untuk terus meningkatkan daya saing. Karena saingan kita sudah bukan daerah lokal saja, tapi negara-negara di Asia Tenggara,” kata Plt Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi, M Yanuarto Bramuda, Selasa (15/9/2017).
Pihaknya juga tengah berkonsentrasi untuk membersihkan dan memperbaiki dua obyek wisata tersebut. Salah satunya dengan mengatur pedagang kaki lima (PKL) liar yang ada disekitar dua wisata tersebut.
Dipilihnya Banyuwangi untuk bersaing di kompetisi kota wisata bersih se-ASEAN, lanjut Bramuda, karena sektor pariwisata di Banyuwangi mulai bergeliat. Dengan mengusung konsep ekoturisme, Banyuwangi berhasil mengembangkan pariwisata yang berwawasan lingkungan dengan mengutamakan aspek konservasi alam, pemberdayaan sosial budaya dan ekonomi masyarakat lokal.
Terbukti, dengan mengusung konsep tersebut bisa mendongkrak wisatawan domestik, meningkat di kisaran 4 juta orang pada tahun lalu. Sedangkan wisatawan mancanegara naik dari kisaran 7.000 menjadi 75.000 wisman.
“Jumlah itu dapat dihitung dari wisatawan mancanegara yang berkunjung melalui jalur udara atau melalui Bandara Blimbingsari Banyuwangi yang kian melonjak sekitar 1.340 persen,” terangnya.
Sebagai modal awal untuk mengikuti ajang tingkat ASEAN itu, Banyuwangi sudah lima kali berturut-turut berhasil meraih Adipura. Kebersihan lingkungan dan pariwisata ini erat sekali hubungannya, keduanya saling berkaitan.
Bramuda menambahkan, indikator penilaian kota wisata bersih ini didasarkan pada beberapa aspek antara lain, pengelolaan lingkungan, kebersihan, penanganan limbah, serta pembangunan kesadaran mengenai perlindungan lingkungan dan kebersihan.
Selain itu, juga tersedianya ruang hijau, keselamatan, kesehatan, dan keamanan perkotaan, serta infrastruktur dan fasilitas pariwisata. Dan Banyuwangi sudah melaksanakan indikator-indikator itu. Jadi tinggal melakukan monitoring dan persiapan-persiapan menjelang penilaian, pungkas Bramuda.(wan/red)
Tags: asean, banyuwangi, kompetisi wisata bersih, wisata
Berita Terkait
Tinggalkan komentar
Silahkan masuk atau daftar terlebih dahulu untuk memberi komentar.