Atasi Aspal Rusak, Mahasiswa ITS Manfaatkan Filter Rokok

Rudy Hartono - 6 September 2024
Kornelius Sofinner Ndruru saat mempresentasikan penelitiannya tentang pemanfaatan limbah filter rokok sebagai campuran jalan aspal untuk tugas akhirnya. (sumber:rri)

SR, Surabaya –  Beban kendaraan yang berlebihan menjadi salah satu penyebab jalan berlubang dan rusak. Terlebih paparan panas sinar matahari mengakibatkan kemampuan aspal dalam menahan beban menjadi tidak maksimal. Hal tersebut menarik mahasiswa Departemen Teknik Infrastruktur Sipil (DTIS) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) untuk  menggunakan limbah filter rokok untuk mengurangi dampak kerusakan jalan aspal.

Adalah Kornelius Sofinner Ndruru yang menggunakan kandungan selulosa asetat tinggi pada filter rokok untuk dijadikan polimer jalan aspal. Penambahan polimer pada campuran jalan aspal sendiri berperan sebagai bahan pengikat antara aspal dengan agregat.

“Filter rokok perlu melewati beberapa tahapan sebelum dicampurkan dengan agregat jalan aspal lainnya. Pertama, filter rokok dibersihkan dan dikeringkan agar kandungan bakteri dan airnya hilang, serta rongga pada filter rokok berkurang dan tertutup. Pada tahapan ini, filter rokok akan mengalami penyusutan ukuran dan menjadi lebih kuat,” jelasnya, Kamis (5/9/2024).

“Filter rokok yang sudah kering dan kaku akan dilapisi dengan aspal atau disebut sebagai proses enkapsulasi. Pada tahap ini, baru menggunakan takaran aspal sebanyak 20 persen dari berat total filter rokok yang digunakan. Proses enkapsulasi ini berfungsi untuk melapisi dan menutup rongga pada filter rokok,” tambahnya.

Usai filter rokok dienkapsulasi dengan sempurna, langkah berikutnya yakni dicampurkan dengan aspal dan agregat lain sebagai bahan campuran jalan aspal. Namun, untuk mencapai kualitas jalan aspal yang stabil diperlukan takaran filter rokok yang tepat.

“Pengujian enkapsulasi aspal terhadap delapan variasi jumlah filter rokok untuk dua metode berbeda. Tujuannya untuk mengetahui persentase filter rokok yang paling optimum terhadap kinerja campuran jalan aspal,” ujar calon wisudawan pada gelaran Wisuda ke-130 ITS.

Variasi persentase filter rokok yang diuji adalah sebesar 0,625 persen, 1,25 persen, 2,5 persen, dan 5 persen dari total berat keseluruhan campuran aspal. Setiap persentase filter rokok dienkapsulasi menggunakan jumlah aspal dari dalam dan luar nilai kadar aspal optimum (KAO). Melalui tahap pengujian, didapatkan penggunaan jumlah aspal serta kemampuan campuran aspal menerima beban paling optimum didapatkan pada variasi 0,625 persen.

“Kesimpulannya, penambahan filter rokok sebagai campuran jalan aspal tidak dapat dilakukan secara berlebihan. Dikarenakan karakteristik filter rokok yang berongga memungkinkan penyerapan aspal, sehingga penggunaan aspal akan semakin banyak dan menyebabkan kerugian,” kata Kornelius mengakhiri.  (*/rri/red)

Tags: , , ,

Berita Terkait

Tinggalkan komentar

Silahkan masuk atau daftar terlebih dahulu untuk memberi komentar.