Waspada! Order Fiktif by WhatsApp Sasar UMKM Catut Nama Dokter

Rudy Hartono - 18 February 2025
ilustrasi

SR, Jember – Aksi penipuan berkedok pesanan fiktif menjadi perbincangan hangat di media sosial Facebook Info Warga Jember (IWJ). Pelaku mengincar pedagang UMKM terutama kuliner, dengan modus melakukan orderan berujung minta pulsa.

Salah satu korban, Aldi Yonis, membagikan pengalamannya melalui IWJ dan media massa, Senin (17/2/2025). Ia menerima pesan WhatsApp dari pelaku yang mengaku sebagai salah satu dokter gigi di Kabupaten Jember.

Bahkan pelaku juga menggunakan logo Ikatan Dokter Indonesia (IDI) sebagai foto identitas WA-nya, untuk meyakinkan korban. Pelaku memesan 200 tusuk sate dan meminta Aldi untuk mengantarkannya ke sebuah lokasi.

“Alamatnya memang tertuju ke sebuah klinik dokter gigi. Lalu saya bilang kalau sudah sampai di tempat, tapi dia (pelaku, red) berasalan lagi di luar rumah. Lalu, dia minta pulsa ke saya,” kata Aldi.

Pelaku meminta pulsa kepada korban dengan alasan untuk menghubungi keluarganya, serta berjanji akan menggantinya lebih. Beruntungnya, hal itu dicegah oleh salah satu korban lainnya yang saat itu berada di lokasi.

Kepada Aldi, penjual ayam geprek itu mengaku telah menjadi korban modus serupa. Pelaku meminta pulsa dengan alasan yang sama, hingga akhirnya setelah diberi pulsa sekitar Rp100.000, ia diblokir oleh pelaku.

“Penjual geprek itu sempat membelikan pulsa sekitar 100ribu. Setelah dibelikan, dia diblokir sama pelaku. Begitu juga saya, karena sadar itu penipuan, pelaku juga memblokir saya,” kata Aldi.

Aldi juga menyebut bahwa ada beberapa pedagang lain yang menjadi korban dalam kejadian serupa, di waktu yang bersamaan. Beberapa pesanan lain, seperti ketan hingga tisu, akhirnya berujung pada permintaan pulsa.

 

Aldi kemudian mencari tahu tentang nama dokter yang dicatut oleh pelaku. Berdasarkan keterangan warga sekitar, dokter gigi tersebut sedang berada di Bali, sehingga mustahil melakukan pesanan.

“Ada yang pesan ketan, terus disuruh beli tisu dan akhirnya berujung minta dibelikan pulsa. Akhirnya kami pulang dan pesanan sate tadi saya bagikan di lingkungan rumah saya sebagai sedekah,” kata dia.

Aldi menyesalkan tindakan pelaku yang memanfaatkan para pedagang dan menyebabkan kerugian, bahkan mencemarkan nama baik dokter gigi yang dicatut namanya.

“Setiap perbuatan pasti ada balasannya. Semoga pengalaman saya ini, bisa menjadi pembelajaran untuk masyarakat lainnya agar lebih waspada saat menerima pesanan,” kata dia.

Menyikapi kasus itu, Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Jember, dr. Ali Sodikin, menyampaikan keprihatinannya. Ia mengutuk keras tindakan pelaku, yang tidak hanya merugikan korban tetapi juga mencemarkan nama baik anggota IDI dan institusinya.

”Ada pencemaran nama baik terhadap dokter yang bersangkutan dan logo IDI yang digunakan. Kalau dari kami, jelas kami tidak mungkin melakukan hal-hal seperti itu,” kata Ali.

Ia berharap pelaku dapat segera ditangkap oleh pihak berwajib dan mengimbau masyarakat untuk lebih waspada saat menerima komunikasi melalui telepon, WhatsApp, atau SMS dari nomor yang tidak dikenal.

“Jika berjualan, pastikan jelas siapa penjualnya, siapa pembelinya, dan barang yang diperdagangkan. Jangan mudah tergiur dengan tawaran yang tidak jelas,” tambahnya.

Ali juga berharap pihak keamanan dapat lebih proaktif dalam menangani kasus ini. Salah satunya, merespons keluhan masyarakat di media sosial dan menelusuri nomor-nomor yang digunakan oleh pelaku.

“Seperti di IWJ itu kan banyak keluhan, mungkin bisa ditelusuri nomor-nomor yang digunakan oleh pelaku. PR besar dibuatkan UU provider seluler ini, agar tidak gampang dapat simcard untuk gonta ganti,” kata dia. (*/rri/red)

 

Tags: , , , ,

Berita Terkait

Tinggalkan komentar

Silahkan masuk atau daftar terlebih dahulu untuk memberi komentar.