Tangkal Diskriminasi di Dunia Maya, Akses Digital Juga Harus Inklusif

SR, Surabaya – Selama ini, aksesibilitas sering kali hanya dibayangkan dalam bentuk fisik—jalur landai, lift khusus, atau toilet difabel. Padahal, di era digital seperti sekarang, bentuk aksesibilitas juga harus hadir di dunia maya.
Penyandang disabilitas, terutama yang memiliki hambatan penglihatan atau gangguan belajar seperti disleksia, juga berhak mendapatkan kenyamanan saat berselancar di situs resmi pemerintah.
Langkah terbaru yang dilakukan Kementerian Sosial RI layak diapresiasi. Melalui laman kemensos.go.id, mereka kini menyediakan fitur aksesibilitas digital yang ramah bagi penyandang disabilitas.
Beberapa fitur yang disediakan antara lain: pembaca layar otomatis, kontras warna tinggi, pengubah ukuran huruf, hingga opsi tampilan ramah disleksia.
Upaya ini merupakan bagian dari komitmen inklusi digital: memastikan bahwa semua warga negara, termasuk mereka yang memiliki keterbatasan sensorik atau kognitif, bisa mendapatkan akses informasi yang setara.
Karena di ruang digital, bentuk diskriminasi tak selalu terlihat. Ia hadir dalam bentuk laman yang sulit dibaca, tombol yang tak bisa diakses, atau informasi penting yang hanya tersedia dalam format visual.
Dalam semangat “tak ada yang tertinggal”, langkah ini adalah permulaan. Karena kesetaraan informasi di era digital bukan kemewahan, tetapi hak yang harus dijamin untuk semua, termasuk mereka yang sebelumnya tak terlihat.
Satu “klik” yang ramah difabel, adalah satu langkah menuju keadilan akses yang sesungguhnya. (*/dv/red)
Tags: disabilitas, Diskriminasi, Inklusif, kemensos, Ruang Digital, superradio.id
Berita Terkait
Tinggalkan komentar
Silahkan masuk atau daftar terlebih dahulu untuk memberi komentar.