Sarapan Tak Boleh Asal Kenyang

Yovie Wicaksono - 3 March 2023
Ilustrasi gizi seimbang Foto : (Antara/Instagram @kemenkes.ri)

SR, Jakarta – Dokter spesialis gizi klinik Juwalita Surapsari mengingatkan bahwa sarapan tidak boleh hanya asal kenyang, namun juga harus memperhatikan nutrisi mulai dari karbohidrat, protein hewani, protein nabati, lemak, serta sayur dan buah sesuai prinsip Isi Piringku.

“Konsepnya adalah gizi seimbang atau balanced diet,” kata lulusan Ilmu Gizi Klinik Universitas Indonesia ini.

Gizi seimbang untuk anak-anak tentu berbeda dengan orang dewasa. Anak-anak membutuhkan lebih banyak karbohidrat, sedangkan orang dewasa lebih banyak membutuhkan protein.

“Kalau anak-anak itu memang komposisi karbohidratnya lebih banyak karena mereka butuh energi lebih banyak untuk aktivitas harian mereka yang sangat banyak,” ujarnya.

Menurut Juwalita, orang tua dapat melakukan berbagai variasi menu sarapan bergizi, sehingga tidak selalu nasi sebagai sumber karbohidrat tetapi juga bisa menggunakan roti, ataupun ayam sebagai sumber protein hewani dapat divariasi dengan telur.

“Karbohidratnya bisa kita variasikan, tidak hanya nasi tapi bisa juga roti, karena ini juga mudah di pagi hari. Proteinnya bisa pakai telur, dan sayuran juga bisa kita masukkan dan kita bikin omelette. Lalu, dibikin seperti sandwich,” katanya.

Dalam mempersiapkan menu sarapan, juga perlu untuk memperhatikan kandungan garamnya. Batasan garam atau natrium per hari untuk anak usia empat sampai delapan tahun adalah 1.200 miligram atau 3 gram garam (setengah sendok teh). Sedangkan pada orang dewasa, batasan per harinya adalah 2.000 miligram atau 5 gram garam (satu sendok teh).

Juwalita juga mengingatkan, menu sarapan sebaiknya bervariasi agar semua nutrisi bisa terpenuhi terutama vitamin dan mineral. Saat anak-anak mengonsumsi bahan makanan olahan pun, dianjurkan agar tidak hanya terpapar dengan satu jenis rasa.

“Kadang-kadang anak menjadi sulit beradaptasi dengan makanan di sekelilingnya. Kalau dia terbiasa makan gurih terus, lalu dia harus ke luar rumah dan makan di tempat lain, dia akan cari terus makanan yang biasa dia makan, dia akan kesulitan,” katanya.

Adapun waktu sarapan terbaik, menurut Juwalita yakni maksimal dua jam setelah bangun tidur. Sebab jika sarapan ditunda atau bahkan dilewatkan, dapat menimbulkan berbagai dampak negatif bagi tubuh. (*/vi/red)

Tags: ,

Berita Terkait

Tinggalkan komentar

Silahkan masuk atau daftar terlebih dahulu untuk memberi komentar.