Puluhan Pesurfing Dalam dan Luar Negeri Ikuti Even Kite and Wind Surfing 2017

SR, Banyuwangi – Ajang Sport Tourism International Kite and Wind Surfing kembali digelar Pemerintah Kabupaten Banyuwangi di Pulau Tabuhan, salah satu pulau eksotis di sisi timur Banyuwangi, pada Sabtu-Minggu, 26-27 Agustus 2017.
Ajang bergengsi ini akan diikuti 50 peselancar layang (kitesurfer) profesional dari 13 negara, mulai dari Belanda, Thailand, Malaysia, Austria, Italia, Australia, Spanyol, dan New Zealand. Tidak ketinggalan juga peserta dari Amerika, Inggris, Swiss, Perancis, dan tuan rumah Indonesia.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan, sport tourism menjadi salah satu cara Banyuwangi untuk mempromosikan pariwisata daerah seperti di Pulau Tabuhan, yang merupakan pulau kecil tak berpenghuni, di wilayah Kecamatan Wongsorejo.
“Pulau Tabuhan memiliki angin yang cocok untuk digelar Kite and Wind Surfing,” kata Azwar Anas.
Azwar Anas menambahkan, angin di Pulau Tabuhan memiliki karakteristik yang tidak dimiliki oleh tempat lain. Selain itu, Pulau Tabuhan menyimpan pesona yang indah, seperti pasir putih yang halus, air laut yang jernih, dan biota laut yang menawan. Tidak heran banyak wisatwan yang pergi ke pulau ini untuk melakukan snorkeling.
Kite and wind surfing sendiri adalah olahraga air yang mengkombinasikan selancar angin, selancar, paralayang, bahkan senam, menjadi satu jenis olahraga. Para atlet di papan selancar dihubungkan dengan layang-layang paralayang.
Para peselancar layang memanfaatkan angin untuk menaklukkan air dan melayang-layang di udara, lalu melandai kembali berselancar di atas air dengan gerakan-gerakan akrobatik. Adapun wind surfing adalah olahraga yang memanfaatkan tenaga angin untuk meluncur membelah air.
Bupati Banyuwangi menambahkan, selain sebagai ajang promosi wisata, even tersebut juga menjadi instrumen daerah untuk menggerakkan perekonomian warga. Melalui kemasan even ini, Azwar Anas berharap agar Pulau Tabuhan bisa semakin dikenal.
Terlebih di sekitar pulau itu telah banyak fasilitas penunjang seperti resort, rumah apung dengan penangkaran hiu, snorkeling, dan wisata air. Sehingga, Pulau Tabuhan dapat menjadi tujuan utama surfpoint bagi komunitas selancar dunia.
“Kalau Pulau Tabuhan menjadi destinasi selancar layang dunia, geliat perekonomian di sekitar lokasi akan ikut terdongkrak. Mengingat, pasar selancar layang kini terus tumbuh pesat. Banyuwangi akan kedatangan banyak tamu, baik atlet maupun wisatawan. Masyarakat bisa melakukan kegiatan ekonomi produktif seperti jualan souvenir, kuliner, travel, dan jasa penunjang lainnya,” tuturnya.
Pulau Tabuhan merupakan sebuah pulau kecil tidak berpenghuni yang berada di wilayah utara Banyuwangi. Untuk mencapai lokasi tersebut, pengunjung harus menyeberang kurang lebih 20 menit dari Pantai Bangsring atau Pantai Grand Watudodol dengan menggunakan perahu motor.
Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Kabupaten Banyuwangi, Wawan Yadmadi mengatakan, ajang yang merupakan kali kedua ini masuk agenda Banyuwangi Festival, dan akan melombakan kategori racing (maraton), trapezoid, speed trial, serta freestyle and bigjump exhibition dengan memperebutkan hadiah menarik senilai total Rp. 105 juta.
“Ajang ini merupakan sinergi Pemkab Banyuwangi dengan Banyuwangi Bangsring Breeze, Bali Kite Surfing School dan Dragon Yatch,” jelas Wawan.
Sementara itu, Race Organizer Kite and Wind Surfing Iwan Syahlani mengatakan, Pulau Tabuhan sangat cocok untuk digunakan bermain kite dan wind surfing karena lautnya yang tidak memiliki ombak besar.
“Pulau Tabuhan tempat paling strategis untuk main kitesurfing. Posisinya tepat pada jalur arus angin terkencang. Angin keras setiap saat dengan kecepatan 25 knot, tidak usah menunggu datangnya angin seperti di Bali,” ungkapnya.
Iwan optimistis, Pulau Tabuhan bisa menjadi destinasi idola para peselancar karena karakteristik anginnya yang sangat sesuai.(wan/red)
Tags: banyuwangi, even dunia, kite and wind surfing, pulau tabuhan, wisata
Berita Terkait
Tinggalkan komentar
Silahkan masuk atau daftar terlebih dahulu untuk memberi komentar.