Partisipasi Umat Difabel Warnai Tahbisan Uskup Surabaya

SR, Surabaya – Momen tahbisan Monsinyur Agustinus Tri Budi Utomo sebagai Uskup Surabaya, Rabu (22/1/2025), mencatatkan momen istimewa dengan melibatkan umat difabel secara aktif. Perayaan yang berlangsung di Widya Mandala Hall, Surabaya, ini tidak hanya menjadi sakral, tetapi juga inklusif.
Keuskupan Surabaya memang dikenal dengan kepeduliannya terhadap umat difabel, terlebih karena Mgr. Didik memiliki sejarah panjang mendampingi mereka sebelum menjadi uskup. Dalam acara ini, kehadiran penerjemah bahasa isyarat dan undangan serta pengisi acara dari umat difabel mempertegas komitmen inklusi tersebut.

Salah satu yang mencuri perhatian adalah Eliezer, seorang lektor difabel dari Paroki Santo Aloysius Gonzaga, Surabaya. ” Eliezer sudah menajdi lektor di parokinya dan memang dibimbing meskipun dengan keunikannya ia tetap bisa melayani sabda Allah di altar sebagai lektor,” ujar juru bicara acara tahbisan, RD Ferdian Dwi Prastyo.
Dalam misa tahbisan uskup, Eliezer membacakan bacaan pertama, Yesaya 61:1 dengan tangan meraba huruf braille dalam kitabnya.
Selain itu, Yayasan Bhakti Luhur Malang, turut berpartisipasi melalui vokal grup tuna netra yang tampil sebelum misa dimulai. Lidya, seorang umat tuna netra yang turut menyumbangkan suara merdu dalam acara tersebut, menyampaikan kebahagiaannya. “Saya merasa sangat senang karena boleh tampil di acara ini,” ujarnya.
Remaja yang memiliki rambut sebahu itu membawakan dua lagu istimewa dihadapan sekira 2500 undangan. “Saya menyanyikan dua lagu: Mengucap Syukur dan Ku Mau Mengasihi-Mu, dengan latihan sekitar 2 minggu” bebernya.
Tak lupa, kepada Monsinyur Didik, Lidya Berharap, “Semoga Romo Didik semakin memberdayakan difabel,” ujarnya.
Pada kesempatan yang sama, David, seorang pengguna kursi roda yang hadir dalam tahbisan, mengungkapkan apresiasinya. “Acara hari ini luar biasa tertata rapi. Semua kalangan, termasuk difabel, dilibatkan,” katanya.
Pemuda yang datang bersama sang Ibunda itu memberikan kesannya kepada sosok Monsinyur Didik. “Sosok Monsinyur Didik sangat patut dicontoh karena perhatiannya yang besar terhadap kami. Semoga Bapak Uskup bisa menjalankan tugasnya dengan baik. Yang paling penting harus selalu jaga kesehatan,” pungkasnya. (nio/red)
Tags: difabel, Paduan Suara, penasbihan uskup, romo didik, superradio.id
Berita Terkait
Tinggalkan komentar
Silahkan masuk atau daftar terlebih dahulu untuk memberi komentar.