Musim Penghujan, Peternak Lebah Kesulitan Produksi Madu

Yovie Wicaksono - 3 December 2018
Peternak Lebah di Desa Joho, Kecamatan Semen, Kabupaten Kediri, Kesulitan Memproduksi Madu, Akibat Kesulitan Mencari Sari Inti Bunga. Foto : (Super Radio/Rahman Halim)

SR, Kediri – Memasuki musim penghujan, sejumlah peternak lebah di lereng kaki Gunung Wilis Kabupaten Kediri Jawa Timur kesulitan untuk memproduksi madu, akibat susahnya mencari sari inti bunga, makanan pokok lebah.

Beberapa jenis bunga yang biasanya dijadikan konsumsi lebah adalah bunga rambutan, bunga karet, bunga sono, bunga randu, serta bunga kaliandra.

Di musim penghujan, lebah juga memilih untuk tinggal di sarang dibanding keluar sarang. ” Produksinya berkurang, bahkan tidak berproduksi. Saat ini waktunya perawatan untuk memperbanyak koloni. Nanti setelah musimnya madu anggotanya banyak, sehingga panennya bisa banyak, “ kata Sunarwan (48) salah satu peternak Lebah asal Desa Joho Kecamatan Semen Kabupaten Kediri Jawa Timur, Senin (3/12/2018).

Sunarwan menjelaskan, kondisi seperti ini tidak hanya dialami oleh dirinya saja melainkan 22 peternak lebah  yang ada di wilayah Desa Joho Kecamatan Semen.

Meski mengalami kesulitan dalam memproduksi madu, Sunarwan tidak khawatir dengan stok hasil panen, karena masih mencukupi untuk dijual ke pasaran hingga memasuki masa panen kembali.

“Kita usahakan untuk stok sampai musim panen kembali. Per tahun kalau peternak sini , mungkin 2 sampai 3 ton madu,” jelasnya.

Panen raya madu biasanya terjadi bersamaan disaat musim bunga mulai berkembang, antara bulan Mei hingga September.

Sunarwan, Peternak Lebah asal Desa Joho, Kecamatan Semen, Kabupaten Kediri. Foto : (Super Radio/Rahman Halim)

 

Ketersediaan madu merupakan hal penting bagi Sunarwan dan peternak lebah lainnya, karena terus berkembangnya lokasi objek wisata Sumber Podong yang ada di wilayah Semen.

Wisatawan yang datang di kawasan tersebut, banyak yang membeli madu dari peternak secara langsung. Salah satu jenis madu yang menjadi favorit adalah madu kaliandra yang memiliki rasa khas dibanding madu lainnya, yakni manis segar, tidak eneg dan sedikit kecut.

“Madu kaliandra menjadi madu favorit pilihan konsumen karena menjadi satu-satunya madu yang sulit untuk dipalsukan karena mempunyai ciri tersendiri. Ukuran 1 botol sirup, saya jual 100 ribu,” pungkas pria yang sudah berprofesi sebagai peternak lebah sejak tahun 1997 ini.  (rh/red)

Tags: , , , ,

Berita Terkait

Tinggalkan komentar

Silahkan masuk atau daftar terlebih dahulu untuk memberi komentar.