Mengenal Ritual Tableg Masyarakat Jawa

Yovie Wicaksono - 10 April 2023

SR, Surabaya – Masyarakat Indonesia memiliki ragam suku bangsa dan agama. Selain itu, kepercayaan yang terdapat dalam budaya masyarakat Indonesia juga sangat beragam, misalnya dalam hal mendirikan tempat tinggal. Masyarakat Jawa memiliki kepercayaan melakukan ritual buka tableg dalam prosesi mendirikan sebuah bangunan tempat tinggal.

Buka tableg memiliki arti kata buka atau membuka dan tableg berarti pondasi. Oleh karena itu, buka tableg dapat dimaknai sebagai memulai, menggali, atau membuka pondasi. Pondasi yang dimaksud adalah pondasi bangunan tempat tinggal, termasuk rumah yang dipendam dalam tanah. Ritual buka tableg juga akrab dikenal oleh masyarakat dengan sebutan ritual buka pendeman yang memiliki makna sama. 

Latar Belakang Ritual Buka Tableg 

Masyarakat Jawa menyadari bahwa kehidupan ini terdiri dari dua jenis, yaitu kehidupan lahiriah dan kehidupan batiniah. Hal ini berkaitan pula dalam upaya mendirikan tempat tinggal. Masyarakat Jawa meyakini bahwa tempat tinggal yang dibangun tidak hanya dihuni makhluk lahiriah saja, tetapi juga batiniah. Kedekatan rohaniah yang dirasakan masyarakat Jawa kemudian melahirkan sebuah tradisi berupa ritual-ritual untuk dua kehidupan, yaitu lahir dan batin. 

Tujuan diadakannya ritual buka tableg adalah keselamatan dan kenyaman bagi makhluk yang akan turut mendiami bangunan tempat tinggal selain manusia. Kesadaran batiniah inilah yang kemudian oleh masyarakat Jawa disebut dengan pramana, yaitu wujud kewaspadaan dalam menjalani hidup, termasuk dalam pendirian tempat tinggal. 

Ritual buka tableg atau buka pendeman dalam perkembangannya mendapat pengaruh dari budaya Islam yang turut berkembang pesat di Nusantara. Sehingga, ritual ini diwarnai dengan ritual keislaman berupa dzikir dan doa-doa.

Selain itu, penentuan waktu dalam ritual buka tableg juga dipengaruhi budaya Islam yang ditandai dengan patokan bulan Hijriah. Ritual ini umumnya melibatkan tokoh seperti para kyai atau orang yang dinilai memiliki kompetensi dalam dunia batiniah. 

Penerapan Ritual Buka Tableg Masyarakat Jawa

Dalam membuka atau menggali tanah yang akan dijadikan pondasi rumah, masyarakat Jawa akan melakukan ritual terlebih dahulu seperti menetapkan waktu pelaksanaan buka tableg dalam bulan-bulan khusus. Dalam penentuannya, masyarakat menggunakan ilmu titen yang dijadikan patokan hari baik dan buruk. 

Setelah menentukan waktu yang dianggap tepat, pemilik bangunan akan melakukan sedekah atau hajatan dengan mengundang tetangga dan sanak keluarga. Selain itu, ada sajian yang disebut dengan ubarampe untuk dihidangkan sebagai simbol dari kedekatan manusia dengan alam. Hal yang tak dapat dijangkau ini dimaknai dengan konsep manunggaling kawula gusti, bahwa mereka merupakan bagian yang tak terpisahkan dari sang pencipta. 

Ketika semua syarat dan persiapan telah terpenuhi, barulah kyai atau orang yang berkompeten membuka acara ritual tersebut beserta dengan maksud dan tujuannya. Umumnya, acara ini diselenggarakan di hamparan tanah atau lokasi, tempat buka tableg akan dilakukan dengan membentangkan tikar sebagai alasnya. (*/vi/red)

 

Tags: ,

Berita Terkait

Tinggalkan komentar

Silahkan masuk atau daftar terlebih dahulu untuk memberi komentar.