Jelang Pemilu, Berikut Ciri dan Tips Terhindar dari Hoax
SR, Surabaya – Jelang Pemilu, penyebaran berita bohong atau hoax di ruang digital sering kali dijumpai. Terlebih, hoax sendiri sangat umum digunakan oleh kandidat atau pendukung untuk menjatuhkan lawan politiknya. Bahayanya lagi ketika hoax tersebut menyangkut isu SARA dan upaya delegitimasi penyelenggaraan pemilu.
Hal tersebut disampaikan oleh pemeriksa fakta Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo), Adi Syafitrah dalam Pelatihan Cek Fakta untuk Lembaga Penyiaran se-Jatim yang digelar Komisi Penyiaran Indonesia Daerah Jawa Timur (KPID Jatim) bersama Mafindo, Kamis (16/3/2023).
Terkait hal tersebut, pria yang akrab disapa Fitrah ini menjabarkan beberapa ciri informasi hoax, diantaranya adalah judul yang bombastis, alamat website yang tidak jelas, lalu tidak mencantumkan nama penulis dan alamat redaksi.
“Kemudian narasinya provokatif, memanipulasi konten, dan biasanya diakhir kalimat itu meminta berita tersebut disebarkan atau diviralkan,” sambungnya.
Ia pun mengutip pernyataan seorang propagandis NAZI, Joseph Goebbles yakni ‘kebohongan yang diulang-ulang akan jadi kebenaran’. Maka dari itu, ia kembali menegaskan betapa besar dampak dan bahayanya hoax bagi kehidupan bangsa.
Fitrah juga memberikan tips agar terhindar dari hoax saat menerima informasi. Pertama, baca dan lihat menyeluruh isi berita, jangan hanya membaca judul saja. Kedua, cari sumber informasinya, apakah dari media kredibel atau tidak. Jika sumber dan isinya meragukan, maka jangan ragu untuk tidak meneruskan informasi tersebut kepada orang lain.
“Karena kuncinya adalah berhenti di anda. Kalau ragu akan kebenarannya, maka jangan di share. Stop. Namun jika benar, lihat juga apa manfaatnya jika informasi tersebut disebarkan,” katanya.
“Jadi saring sebelum sharing. Verifikasi sebelum berbagi. Posting yang penting, jangan yang asal posting,” sambung Fitrah. (fos/red)
Berita Terkait
Tinggalkan komentar
Silahkan masuk atau daftar terlebih dahulu untuk memberi komentar.