Dialek Bahasa Jawa di Jawa Timur

Yovie Wicaksono - 21 September 2023
Prosesi Puji Sesanti dalam sarasehan budaya “Tradisi Ditelan Perubahan”, Rabu malam (18/8/2020). Foto : (Super Radio/Fena Olyvira)

SR, Surabaya – Provinsi Jawa Timur memiliki beberapa bahasa daerah dengan logat khas atau dialek. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), dialek diartikan sebagai variasi bahasa yang berbeda-beda menurut pemakai. Misalnya, bahasa dari suatu daerah tertentu, kelompok sosial tertentu, atau kurun waktu tertentu.

Dikutip dari situs resmi Bahasa dan Peta Bahasa di Indonesia, hasil pemetaan bahasa Jawa yang dituturkan masyarakat yang mendiami Provinsi Jawa Timur berdasarkan persebarannya terbagi menjadi empat, sebagai berikut:

1. Dialek Jawa Timur
Dari segi struktural, dialek Jawa Timur merupakan dialek yang paling kasar dalam urutan tingkat penggunaan bahasa Jawa. Namun, terdapat bahasa dengan tingkatan yang jauh lebih tinggi, yakni bahasa kromo.

Bahasa kromo masih sering digunakan beberapa masyarakat yang mendiami wilayah Surabaya. Bahasa ini ditujukan kepada orang yang lebih tinggi usia maupun status sosialnya dibandingkan penuturnya.

Bahasa Jawa dengan dialek Jawa Timur hampir digunakan di seluruh penjuru wilayah Jawa Timur, seperti sekitar Surabaya, ke arah timur sampai ke Jember, ke arah selatan sampai Kabupaten Malang, dan ke arah barat sampai Bojonegoro.

2. Dialek Osing
Dialek ini dikenal sebagai bahasa dari Banyuwangi. Dialek Osing merupakan sebuah ragam bahasa dari bahasa Jawa, banyak dituturkan Suku Osing yang mendiami wilayah Banyuwangi.

Dialek Osing memiliki kesamaan kosakata dalam bahasa Jawa kuno, terutama di wilayah Girih, Glagah, dan Licin. Hingga saat ini dialek ini masih terjaga keasliannya. Namun, di beberapa daerah, dialek Osing sudah terpengaruh banyak bahasa, seperti bahasa Madura dan bahasa Jawa baku. Dialek Osing tersebar di Kabupaten Banyuwangi, khususnya Kecamatan Banyuwangi, Srono, dan Kalipuro.

3. Dialek Tengger
Penutur dialek ini banyak berasal dari daerah Tengger, khususnya di Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo.

Dialek ini mempunyai banyak kosakata kuno. Dialek Tengger masih dipertahankan keberadaannya walaupun sudah tak lagi digunakan penutur bahasa Jawa modern.

4. Dialek Solo-Yogya
Dialek ini merupakan dialek yang diakui sebagai bahasa Jawa baku. Banyak orang beranggapan dialek Solo-Yogyakarta merupakan satu dialek. Padahal, bagi masyarakat Solo dan Yogyakarta keduanya jelas berbeda. Dialek Solo-Yogya dituturkan oleh masyarakat Madiun dan sekitarnya sampai ke arah barat menuju Jawa Tengah. (*/vi/red) 

Tags: , ,

Berita Terkait

Tinggalkan komentar

Silahkan masuk atau daftar terlebih dahulu untuk memberi komentar.